tag:blogger.com,1999:blog-24030704687254879732024-03-19T05:15:05.002-07:00Simple LifeAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.comBlogger32125tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-91994493484921393732015-02-15T08:56:00.000-08:002015-02-15T08:57:32.235-08:00Muhasabah Diri<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Sore ini menjelang senja dengan seorang kawan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya hanya ingin menghilangkan penat sejak semalam, gundah tak tentu arah. Mungkin hati ingin bersandar, berbagi cerita sejenak. Tapi ternyata sore ini tak sekedar penghilang penat, tak sekedar terbagi cerita dan tak sekedar penikmat matahari tenggelam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lebih dari itu, sore yang luar biasa. Mampu membuat hati tersipu malu atas segala kegundahan beberapa hari ini. Mampu menghentak pikiran yang sebelumnya kacau karena hal-hal remeh sebenarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya Allah, bahwa ada lebih banyak luka disana. Tapi terobati dengan sabar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahwa ada banyak tangis tertahan disana. Tapi tertutupi dengan raut 'baik-baik saja'.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahwa ada banyak kerinduan yang terpendam. Tapi terkalahkan oleh sikap tegar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahwa ada banyak tanya dan lelah disana. Tapi tersingkirkan oleh ikhlas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku bagai di hadapkan cermin besar sore ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hei Tika,</div>
<div style="text-align: justify;">
bukankah alasan kalutmu hanya hal remeh, karena pengharapanmu sendiri?</div>
<div style="text-align: justify;">
bukankah alasan tangismu hanya sekali lagi, karena pengharapanmu sendiri?</div>
<div style="text-align: justify;">
bukankah alasan lukamu karena kau ijinkan menganga terus menerus?</div>
<div style="text-align: justify;">
bukankah alasan lelahmu karena kau tak pernah berusaha berhenti?</div>
<div style="text-align: justify;">
tapi selama itu aku masih saja mempertanyakan garis takdir-Mu.</div>
<br />
Sederhana sebenarnya, Allah Sang Sutradara.<br />
Hanya saja kadang aku beralasan menjalani sabar itu tak mudah. Harusnya kali ini aku malu, bahwa yang ku sebut sabar selama ini tak lebih dari sejengkal sabar mereka yang menjalani skenario-Nya lebih rumit.<br />
<br />
Harusnya aku paham tentang proses. Bahwa ini sebuah proses sembari menjalani skenario rahasia milik-Nya. Akan ada banyak 'kejutan' yang entah di sambut dengan riang atau kesedihan.<br />
Harusnya aku betul-betul paham tentang Sang Sutradara. Bahwa semua alur cerita telah tertulis rapi di Lauh Mahfudz.<br />
<br />
Bukankah sejauh ini sudah melakukan yang terbaik?<br />
Iya, kurasa sudah.<br />
Allah (pernah) mempertemukan bukan karena tak ada alasan tentunya.<br />
Bukankah sejauh ini sudah berusaha menjaga hati?<br />
Iya, kurasa sudah.<br />
Bahkan sebenarnya tak ada yang meminta menjaga hati sehebat ini.<br />
Bukankah sejauh ini sudah berusaha berdamai dengan penerimaan dan sebaik-baik sabar?<br />
Iya, kurasa sudah.<br />
Walaupun tak pernah sanggup menyentuh kata ikhlas, sebuah penerimaan dan sebaik-baik sabar pernah terjalani selama ini.<br />
<br />
Lalu mengapa lelah?<br />
Karena telah sampai di titik batas.<br />
Lelah lebih baik melepaskan?<br />
Biar takdir yang menuntun menemui jawaban.<br />
<br />
23.57. selamat malam.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-23152401975072914392015-01-20T08:56:00.001-08:002015-01-20T08:56:22.648-08:00akhirnya, selamat aa'<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Akhirnya, iya akhirnya kamu sampai di titik itu.<br />
Setelah segala semangat tersemat setiap hari, kantuk tertahan setiap malam, keluh yang kadang terpendam untuk sebuah tujuan dan untaian doa yang mengalir bagai anak sungai tak temui pusaran.<br />
<br />
Aku bahagia, sangat bahagia. Alhamdulillah.<br />
Tak hentinya mengucap syukur, setidaknya ini awal permulaan hidupmu.<br />
<br />
Tak banyak kata menguraikan, aku bahagia aa'..<br />
Ini bukan tentang janji kembali, bukan tentang akhir ceritamu, bukan.<br />
Entahlah, aku bahagia. Cukup.<br />
<br />
Ini bahagiamu kan?<br />
Kenapa tak kamu bagi padaku?<br />
..<br />
Ah sudahlah, bukankah memang bukan aku yang menemanimu sampai di titik ini, aa'.<br />
<br />
Kalau sedikit boleh berharap, ingin kamu bagi sedikit saja tentang perasaan membuncah Ibumu, sedikit saja aa'..<br />
<br />Tapi kamu menghilang, tak (lagi) ada kabar.<br />
(mungkin) kamu sibuk.<br />
<br />
Selamat aa', aku bahagia. Sungguh. Entahlah.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-25367787132662656852015-01-18T09:05:00.003-08:002015-01-18T09:11:12.166-08:00perempuan itu, Ibumu..<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Sore itu hujan. Seperti biasa langit gelap dan aku tetap tak suka hujan. Bedanya aku basah kuyup, tak lekas pulang tapi sempatkan sebentar bertemu perempuan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat (masih) ada banyak perempuan di hidupmu, aku yakin hanya perempuan itu yang benar-benar kamu cintai melebihi perempuan manapun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perempuan itu sederhana, sesederhana kalimatnya saat sedang menceritakan dua lelakinya. Aku tau ada banyak doa yang selalu terselip untuk dua lelakinya, seperti betapa banyak harap yang dia ceritakan tentang dua lelakinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak suka hujan, tapi aku suka Ibumu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku suka saat dia bercerita tentang masa kecilmu, bercerita sambil menirukan gaya dan celoteh lucu lelaki kecilnya. Aku suka saat melihatnya tertawa mengingat tingkahmu yang menggemaskan dulu. Aku suka saat melihat binar matanya bangga menceritakan lelaki kecilnya beranjak dewasa dengan semua pilihan hidupnya. Dan aku bangga pernah mengenalmu selama itu, hampir d e l a p a n tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak selalu suka hujan, tapi sore itu aku berharap hujan reda sedikit lebih lama agar aku bisa mendengar banyak cerita tentangmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dengar kamu sedang mempersiapkan awal permulaan hidupmu. Bahwa selalu kamu bilang, "setelah ini benar-benar hidup". Hidup sebagai seorang lelaki dewasa yang memikul banyak tanggung jawab. Aku bangga sama hal nya seperti Ibumu yang tak henti binar matanya membanggakanmu.<br />
Aku yakin kamu masih menyimpan rapi tekadmu dulu. Membahagiakan dia selepas benar-benar jadi lelaki dewasa. Sungguh, aku tak mampu membayangkan betapa akan bahagianya dia..<br />
<br />
Banyak yang berbeda, sedikitnya tentang dulu dan sekarang.<br />
Dulu, aku tak suka perbincangan di telepon. Tapi sekarang setidaknya ada yang senantiasa sekedar menanyakan kabar. Setidaknya ada yang sekedar menunggu kabarku, mengkhawatirkanku lalu kembali memperbincangkanmu. Sesederhana itu, sehangat itu cukup.<br />
Sekarang, saat bertemu Ibumu aku tak perlu bersusah payah menciptakan topik sekedarnya. Cukup diam, menatap matanya, mendengarkan dia bercerita tak ada habisnya. Aku suka, terlebih aku suka melihat binar matanya.<br />
<br />
Aku sudah bilang, aku mungkin bisa 'kehilanganmu' tapi belum tentu aku sanggup kehilangan semua ketulusan mereka, orang-orang terkasihmu. Ini bukan lagi tentang aku dan kamu, tapi tentang mereka yang entah dalam sujudnya serta harapnya memperkenankan kamu berjodoh dengan siapa..<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang aku mengerti mengapa harus ada 'perpisahan'. Bahwa karena itu aku bisa lebih dekat, sangat dekat, begitu hangat dengan orang-orang terkasihmu.<br />
Sekarang aku paham mengapa kita di pertemukan. Bahwa setidaknya kita saling mengajarkan, untukku sebuah kehangatan keluargamu. Untukku sebuah kesederhanaan tentang peluh dan setangkup doa.<br />
<br />
Kamu tak perlu ragu karena selalu ada banyak doa dalam sujudnya melebihi aku. Selesaikan urusan, persiapkan semua sembari aku juga mempersiapkan hati untuk harimu (mungkin) akan ada banyak hal yang menyesakkan dadaku, meruntuhkan hatiku.<br />
<br />
.....<br />
<br />
Aku ingat percakapan entah berapa saat lalu,<br />
<br />
t : aku perempuan nomor berapa di hidupmu?<br />
b : nomor dua<br />
t : kok nomor dua?<br />
b : soalnya nomor satu Ibuk, baru kamu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang? Entahlah :)<br />
<br />
.....<br />
<br />
*semangat aa', sebentar lagi satu garis pencapaian kamu lalui<br />
*hilang kabar, menimbun rindu, menikmati sesak, memaklumi sibukmu<br />
*aku masih ada rencana rahasia tentang 'pemersatu', 'hangat', 'darah' sesederhana 'bingkai'. Aku harap masih ada kesempatan untuk itu.</div>
*maafkan, setidaknya kamu harus tau bahwa aku butuh banyak kata untuk merangkai setiap kalimat ini agar tak menyakiti perempuan(mu) yang lain.<br />
<br />
Satu hal lagi, kamu pasti paham ini rumahku.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-73249591103798991522015-01-12T09:47:00.000-08:002015-01-12T09:47:21.576-08:00Sesederhana Doa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Hai a' apa kabar?</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak berharap untuk selalu merindu karena datangnya mampu mengusik malamku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata pujangga,</div>
<div style="text-align: center;">
<i>"doa adalah bahasa rindu dan cinta</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>yang paling cepat sampai ke hati tanpa perlu di dengar atau dibaca"</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebatas rindu cukup tersampaikan dengan doa, namun sesederhana doa belum tentu mampu menuntaskan gejolak rindu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasaku masih sama a', rasamu? Entahlah :)</div>
<div style="text-align: justify;">
Setidaknya disana aku bisa mengadu pada Pemilik Hati bukan untuk menuntut-Nya untuk menuntunmu pulang padaku. Bukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau boleh tentu saja aku meminta dijadikannya aku pantas untukmu dan kamu pantas untukku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Namun siapa tau akhir cerita? Aku rasa tak berhak menuntut banyak pada-Nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Cukup terselip doa kamu disandingkan dengan perempuan lebih baik, mungkin bukan dia atau mungkin bukan juga aku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sekali lagi siapa tau akhir cerita?</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun berharap dia disandingkan dengan lelaki yang lebih baik darimu atau mungkin lelaki terbaik itu kamu. Aku tak tau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya saja kalau boleh aku meminta dipantaskan aku dan kamu tidak lagi berada pada jalan yang berbeda. Bersama. Lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Katamu, "apa boleh meminta berlebih menuntut kita bersama pada-Nya?".</div>
<div style="text-align: justify;">
Entahlah a', aku hanya sebatas mengirimkan sebait doa menuntaskan resah hatiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setidaknya rasaku masih sama, hanya saja aku pernah lelah. Namun lelahku ternyata tak mampu melenyapkan rasa sejak hampir d e l a p a n tahun lalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang aku hanya sedang menikmati rindu yang mengusik malamku. Memeluk hatimu dengan doaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-selamat malam a'-</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8Q1cEkVW7KC6hZL9BwTIooBnxPqFYXqBnVb4EMB93_9VV06NVRyZ46X2N_plOOahxeMmrPkkfhs7c0FfXb1_pHsi0oLHcvaIeCEE2nkbkpU4vC-TCIrO8fVHx11yHfxHGVebBqlqcXyl_/s1600/e2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8Q1cEkVW7KC6hZL9BwTIooBnxPqFYXqBnVb4EMB93_9VV06NVRyZ46X2N_plOOahxeMmrPkkfhs7c0FfXb1_pHsi0oLHcvaIeCEE2nkbkpU4vC-TCIrO8fVHx11yHfxHGVebBqlqcXyl_/s1600/e2.jpg" height="250" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-16804386128351956702014-12-29T07:11:00.002-08:002014-12-29T07:13:19.306-08:00Maaf..<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Maaf, cukup satu kata saja, empat huruf saja..</div>
<div style="text-align: justify;">
Bermakna lebih dari sekian puluh ribu kalimat, berharga lebih dari banyak kesalahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak berharap lebih, cukup sesingkat maaf saja cukup melegakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan kesalahan? Tak ada yang salah? Baiklah, setidaknya maaf bisa mengobati luka hati. Sedikit bisa mengobati 'benteng pertahanan' yang runtuh walau tak bisa untuk membangunnya lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Itu hanya hal sepele bukan? Iya, memang benar. Tapi bayangkan ketika kamu sedang menyusun banyak dadu untuk menjulang tinggi lalu 'hanya' hal kecil menyentuhnya, apa yang terjadi? Bukankah ini juga 'hanya' hal kecil yang sepele.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kamu hanya tak pernah tau seberapa besar usaha untuk tetap mempertahankan benteng pertahanan (hati) itu untuk tetap menjaganya. Kamu hanya tak pernah (ingin) tau seberapa besar kecemasannya hanya untuk memikirkan hal kecil mengenaimu. Kamu juga hanya tak pernah (berusaha) tau kabar hatinya saat merindu. Dan yang pasti tak kamu tau, dia tak pernah meminta untuk memikirkanmu walau dia juga tak kuasa menolak untuk melupakan sedetik saja tentangmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesering maaf? Tidak, tentu tidak. Dulu ada banyak kata maaf bahkan di bukan kesalahan sekalipun. Lalu apa sulitnya mengucap kata maaf sekarang? Cukup satu kata saja, empat huruf saja..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIzJffV-nazK37aGVXWxInDnLQMHbz5eGDjcCkQVBehZ278r9ArQAvZHfMgWv4ehmakVHsU2cIaljkrjUkl6O-QrEY4YGjh00nua411ViFPzuEBOhIHuz67Y0SEZcUGrRuxUjrdQ8SZChf/s1600/yuni+lestar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIzJffV-nazK37aGVXWxInDnLQMHbz5eGDjcCkQVBehZ278r9ArQAvZHfMgWv4ehmakVHsU2cIaljkrjUkl6O-QrEY4YGjh00nua411ViFPzuEBOhIHuz67Y0SEZcUGrRuxUjrdQ8SZChf/s1600/yuni+lestar.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-size: x-large; text-align: justify;">
<span style="font-size: large;">...</span>...</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terlepas dari apa dan siapa yang meminta maaf.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pribadi ingin meminta maaf kepada siapapun yang merasa tersakiti oleh tutur kata, tulisan, tindakan saya yang di sengaja maupun tidak, yang di ketahui maupun tidak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pikir tidak ada seorangpun yang berniat menyakiti perasaan orang lain, hanya saja terkadang hal yang saya anggap benar berbeda dengan anggapan orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga Allah melembutkan hati untuk siapapun yang merasa tersakiti oleh saya, sekali lagi saya minta maaf :)</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-67467621008889237292014-06-29T09:18:00.000-07:002014-06-29T09:18:02.096-07:00Hai, Selamat Malam a'<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Hai a' selamat malam..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu menggebu yang tertahan, seharusnya itu kalimat yang ingin tersampaikan malam ini a'.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun menulis ini entah dengan perasaan berbentuk apa, seharian sejak semalam hati tak karuan, terbayang dan rasanya ingin mengulang pertemuan tak terduga semalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benar kan a' bahwa Allah selalu punya cara yang mendebarkan hati dalam pertemuan tak terduga. Gemetar, salah tingkah, bersemu merah coba apalagi a' respon tubuh yang dikendalikan paksa untuk menahan gejolak rasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semalaman susah tidur, ah iya a' benar kata pujangga bahwa bukan hanya kesedihan yang membuat orang susah tidur, dengan kebahagiaan yang akupun tak tau harus menyebutnya apa harus memaksaku menata hati semalaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maafkan a' sungguh aku sudah berusaha menahan seluruh perasaan yang datang tiba-tiba ini, aku tak mau menyakiti siapapun. Aku tak mau mengulang kekeliruan yang akan menyakiti hati kita, mungkin juga hatinya. Aku hanya tak mau kecewa berulang kali, membuka kesempatan untukmu mampir pulang sebelum kau benar-benar pulang a'..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah a' selesaikan dulu urusanmu, setelah itu jika memang jalan takdirmu menuntunmu pulang menemuiku kembali, aku akan menyambutmu dan mengatakan, "Akhirnya kau pulang, akhirnya kau kembali a'. Penantian yang tak sebentar bukan a'? Aku mampu a'..".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu hal a' tak usah kau risaukan, semua tetap sama tak ada yang sedikitpun berbeda dari perasaanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh maafkan, aku pun tak ingin sebenarnya menyakiti siapapun. Tapi hakikatnya semua orang berhak bahagia bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terkadang kebahagiaan kita akan menyakiti seseorang, tapi tergantung kita melihat dari sudut pandang yang mana kan a'? Begitupun mungkin kondisi yang menyakitkan akan memberi kebahagiaan untuk seseorang. Tapi apapun itu Allah sudah mengatur sebaik-baik takdir hidup manusia kan a'?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Selamat malam a', semoga rinduku terwakilkan oleh doaku..</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-83155336938653410522014-05-29T00:02:00.000-07:002014-05-28T09:46:47.657-07:00selamat ulang tahun, a'<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Ini kali kedua ulang tahun mu tanpa aku. Ah sebenarnya tak seberapa penting bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak menyiapkan apapun kali ini, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tapi bukan berarti aku melupakan hari bahagiamu a'..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya mundur satu langkah, mempersilahkan orang yang memang 'berhak' menyiapkan banyak hal istimewa untukmu hari ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya mundur satu langkah, mempersilahkan orang yang memang 'berhak' menjadi orang yang pertama kali kau terima ucapan penuh doa bahkan kau temui penuh perasaan membuncah hari ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-duapuluhsatutahun- a' betapa umur selalu mengikuti setiap hembusan nafasmu setiap waktu..</div>
<div style="text-align: justify;">
Betapa waktu terlalu cepat untuk menyebut kau semakin dewasa a'..</div>
<div style="text-align: justify;">
Ah betapa banyak urusan yang pasti telah kau selesaikan dengan baik dan sudah siap menunggu urusan lain yang akan menantang kedewasaanmu..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh a' aku tak menyiapkan apapun untukmu hari ini..</div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi bukan berarti aku melupakanmu, sedetikpun aku belum mampu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan ketika banyak teman bertanya tentang kata 'setia' karena aku tetap saja begini, aku tak punya cukup banyak alasan menjawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-duapuluhsatutahun- a' pasti ada banyak hal yang berbeda darimu yang tak aku tau.</div>
<div style="text-align: justify;">
Satu yakinku, kau pasti menjadi sosok lebih baik dari yang aku kenal dulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu? Ah ya, sebenarnya kita belum lama dipertemukan dalam perjumpaan singkat bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga pertemuan yang sebenarnya sepintas kau janjikan dua bulan lalu hanya tinggal harapan perasaanku saja, sudahlah a' mungkin kau lupa. Sungguh tak mengapa, aku banyak belajar bahwa perasaan tak seharusnya berlari terlalu jauh berharap untuk dipenuhi a'..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh a' aku tak menyiapkan apapun hari ini..</div>
<div style="text-align: justify;">
Cukup setangkup doa setiap sujudku untuk melegakan seluruh kecemasan hatiku, berharap kau selalu baik-baik saja..</div>
<div style="text-align: justify;">
Itu terlampau lebih dari cukup a', sungguh..</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak berharap banyak sekarang, aku tak berharap lebih pada Pemilik Hati biarlah seluruh 'tangan-tangan'-Nya yang bekerja mempertemukan hatimu dengan milikmu, begitu sebaliknya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap rindu, sepersekian detik aku merindumu hanya setangkup doa yang senantiasa aku titipkan pada Pemilik Jiwa untuk menjagamu, menghangatkan hatimu dirubungi doaku..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesaikan seluruh urusanmu a', sempurnakan seluruh pengharapan masa depanmu a'..</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak berharap lebih, sungguh..</div>
<div style="text-align: justify;">
Cukup satu : "sehat-sehat yaa a'.."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<br />
-selamat ulang tahun, a'..-<br />
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-4611870758495919802014-03-22T00:34:00.000-07:002014-03-22T10:41:27.151-07:00Bertahanlah..<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Siapa yang bisa menebak alur cerita selain Sang Sutradara?</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak sedikitpun bisa menebak kemana hati ini akan berpihak, lupakan atau bertahan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setidaknya sekarang aku tak lagi merasa terombang-ambing resah menunggu kabar, bukankah semua urusanmu sudah aku 'serahkan' pada-Nya?</div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun tak memungkiri kadang rindu menghampiri, ah bahkan sering. Tapi setidaknya aku tak lagi merasa lemah menahan gejolak rindu itu menjadi 'tuntutan' yang membebanimu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang aku baik-baik saja, dengan ajaib kalimat itu bagaikan mantra ampuh yang membuatku berusaha baik-baik saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kau mampir? Bukan. Tak lagi aku menganggapmu mampir 'pulang' sewaktu-waktu. Aku hanya tak ingin berharap kau akan benar-benar siap 'pulang' sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Satu hal, kalau kau belum siap untuk 'pulang' sekarang, jangan hampiri rumahmu yang kosong itu terlalu lama. Bagiku bahkan sebenarnya inginku, kau lebih lama hanya untuk sekedar 'menyapa'.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahwa tak mudah saat aku harus mencekik tenggorokan menahan agar semua cerita yang kusimpan tak terlalu menggebu untuk ingin kau ketahui. Harusnya aku mengerti tak lagi aku bisa menceritakan banyak cerita sedetail dulu setiap hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak mengapa, setidaknya ya lagi-lagi setidaknya untuk menghibur diri keadaan ini membuatku selalu merindukan pertemuan-pertemuan tak terduga. Mengapa? Karena aku percaya disana, dipertemuan tak terduga ada banyak tangan Tuhan bekerja..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bertahanlah tika, semua akan baik-baik saja. Bukankah ini pilihanmu?</div>
<div style="text-align: justify;">
Bersabarlah tika, redam gejolak rindumu. Bukankah ini pilihanmu?</div>
<div style="text-align: justify;">
Menunggulah... tika bukankah ini yang selalu kau yakini?</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUmYCj_D_qD2cD74lszkuEBP4v8HDQ6sZzOsVNMVkXihuWy3Dk3aIG5rNFEP5Z110V00PYJUQ6srphktxcaC1rnPxUQFciT3SaDPy0W8YDb0tbKtiK7WMZsDLKAlaWsdh0JZTkLOi6G3Gn/s1600/ellie.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUmYCj_D_qD2cD74lszkuEBP4v8HDQ6sZzOsVNMVkXihuWy3Dk3aIG5rNFEP5Z110V00PYJUQ6srphktxcaC1rnPxUQFciT3SaDPy0W8YDb0tbKtiK7WMZsDLKAlaWsdh0JZTkLOi6G3Gn/s1600/ellie.jpg" height="281" width="400" /></a></div>
<br />
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-87445703761935348432013-11-24T00:41:00.000-08:002013-11-23T09:50:28.201-08:00cukup<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Benar ketika mencari tau sama dengan mencari luka.<br />
Tapi ternyata tak sengaja tau sama dengan dapati luka-luka.<br />
Berapa ratus kalimat bercerita tentang luka yang tak kunjung sembuh.<br />
Berapa kali mulut berbusa meracau tentang luka yang tak temui obatnya. cukup.<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<b>Tak lagi menyentuh kata menunggu.</b></div>
Jika tak ada lagi yang harus ku tunggu. cukup.<br />
<br />
<b>Aku terbuai dengan penerimaan yang kau sebut proses.</b><br />
Mungkin aku terlalu menikmati prosesmu dalam sakit yang kau anggap wajar.<br />
Sedang kau tak ijinkan aku menuntut prosesmu dipercepat.<br />
Hanya demi membebaskan ku dari seluruh rasa sakit ini.<br />
<b>Aku tak mau lagi terbodohi berkali-kali oleh bualan janji.</b><br />
Janji yang lagi-lagi hanya harapan yang kau sebut proses. cukup.<br />
<br />
Pernahkah kau ingin menjelaskan banyak hal sebagai bukti bahwa kau tak gila?<br />
Iya. Aku sering. Bahkan setiap saat ketika banyak orang bertanya mengapa aku tetap begini.<br />
<b>Menunggu kepulangan. Tak mampu menjelaskan.</b><br />
Hanya karna tak mau melanggar janji untuk menyimpan rapat rencana yang kau sebut proses.<br />
Hanya karna tak mau menjadi penghalang prosesmu.<br />
Betapa aku harus menikam perasaan ego pada seluruh tanya dari semua orang.<br />
Mengatakan, "aku tak gila, percayalah dia berjanji akan pulang"<br />
Betapa aku harus menahan ego pada komentar tentang kabahagiaan barumu.<br />
Mengatakan, "sandiwara, percayalah dia berjanji akan pulang"<br />
<b>Aku tak gila. Aku menyimpannya. Demi prosesmu.</b><br />
cukup.<br />
<br />
Taukah bahwa kau meninggalkan rumah.<br />
Rumah yang sempat kau kunjungi, lalu pergi.<br />
Bahwa kau berjanji akan pulang.<br />
Taukah bahwa rumahmu tak pernah beranjak pergi.<br />
<b>Menunggu pemiliknya penuhi janji.</b><br />
Taukah bahwa rumahmu sekuat usahanya tetap bertahan tak goyah termakan waktu.<br />
Berkali-kali sendiri menjaga rumahmu, yang kau dan aku bangun.<br />
<b>Padahal tak sedikitpun ku ingat kau sekedar bertanya tentang rumahmu.</b><br />
<b>Mungkin kau lupa. Karna kau temukan rumah baru yang ku sebut persinggahan</b>.<br />
Aku anggap kau bodoh jika memilih tetap pulang pada rumah yang tak lebih sempurna dari persinggahanmu.<br />
Bukankah sedikit orang yang mau kembali pada akarnya ketika mencapai puncak?<br />
Iya. Aku paham. cukup.<br />
<br />
Mungkin kau juga lupa tentang janjimu.<br />
Segampang berdalih bahwa Tuhan adalah sutradara hidup.<br />
Aku paham.<br />
Semudah kau katakan tak pernah ada janji.<br />
Menyuruhku berjalan pada skenario Tuhan.<br />
Aku paham.<br />
Tapi aku tak lupa ingatan.<br />
Aku hanya memintamu membuktikan seluruh omonganmu.<br />
<b>Membuktikan bahwa kau bukan pembual.</b><br />
<b>Tapi aku lupa satu hal. Bahwa kau laki-laki.</b><br />
<b>cukup.</b><br />
<br />
Tak lagi aku mau peduli tentangmu.<br />
Juga persinggahanmu.<br />
Aku hanya ingin tinggal dalam rumahku tanpa terusik olehmu.<br />
Aku tak percaya lagi kau akan pulang.<br />
<b>Percayalah persinggahanmu lebih sempurna.</b><br />
<b>Bahwa rumahmu hanya seperti rongsokan yang dulu sempat kau tinggali.</b><br />
Aku hanya ingin tanpamu.<br />
Aku hanya ingin tanpamu.<br />
Aku hanya ingin tanpamu.<br />
<b>Menikmati sakit yang kau tinggalkan. cukup.</b><br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<i><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">00 : 42 WIB</span></i></div>
<div style="text-align: left;">
<i><span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">H-1 setahun harusnya aku melupakanmu. Peringatan yang tak perlu diperingati. Hari yang tak perlu diingat.</span></i></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-27953117352809148532013-10-06T11:57:00.000-07:002013-10-05T22:00:32.254-07:00lagu siapa?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Searching soundcloud nemu musikalisasi puisi yang 'ngena' banget..</div>
<div style="text-align: justify;">
Entah backsoundnya yang pas atau perasaan yang lagi nyesek-nyeseknya. Tapi emang backsoundnya bagus banget, ga tau ini lagu siapa sebenernya :'c<br />
<br />
ini linknya, selamat mendengarkan :"<br />
<a href="https://soundcloud.com/deden-encib-music" target="_blank">https://soundcloud.com/deden-encib-music</a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-1432909114810382792013-10-04T09:13:00.002-07:002013-10-05T09:09:43.253-07:00what should i write?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Rasanya udah lama ga ngeblog, ga ada hasrat sama sekali buat ngeblog, ga tau juga sebenernya ini apa yang mau ditulis~</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal ada banyak cerita yang terlalui beberapa minggu ini, masih ada banyak hal yang tersimpan rapi di singgasananya, masih banyak bahan celoteh tentang harap yang belum terwujud. Bahkan masih ada luka yang sengaja terabaikan hingga makin membusuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bodohnya masih terbesit kata menerima dan memaafkan karena semua luka yang tak terobati sedikitpun.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bodohnya lagi masih ada kata rindu yang membuatku menunggu untuk tetap mempercayai semua tentangmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terlalu bodohkah aku? Atau terlalu berartikah kamu untuk pergi dari seluruh memori otakku?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>what should i write? then, what should i do?</b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijmZCLOW3Bf1yzvLtgf71_qZ3Pm_JyjgpdPNeoBtxyb3FkOM0ApcdBFKmDkR_xs7R7Blx3LihdJErnmFQQRBzo65SnyZOSLYnNzrbGa2Un2na1BSO07V8-JzaCcH6ay5uDvdENi-66ThwD/s1600/waiting-for-someone-kostas-satlanis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijmZCLOW3Bf1yzvLtgf71_qZ3Pm_JyjgpdPNeoBtxyb3FkOM0ApcdBFKmDkR_xs7R7Blx3LihdJErnmFQQRBzo65SnyZOSLYnNzrbGa2Un2na1BSO07V8-JzaCcH6ay5uDvdENi-66ThwD/s400/waiting-for-someone-kostas-satlanis.jpg" width="400" /></a></div>
<div>
<b><br /></b></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-73544847204792082952013-08-02T07:04:00.000-07:002013-08-02T07:04:08.061-07:00:"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Aku butuh pundak saat lelah begitu dalam..<br />
Aku butuh peluk saat seluruh air mata tak lagi mampu mengungkapkan begitu beratnya ini..<br />
Aku butuh kamu, butuh kamu lagi..<br />
Kamu..<br />
Rasanyaaa..<br />
Ah aku lelah sangat lelah..<br />
Aku butuh kamu..<br />
Pulanglah segera, secepat mungkin semampumu..<br />
Pulanglah segera, temui aku..<br />
Pulanglah, aku mohon pulanglah..<br />
<br />
<br />
*tulisan entah apa ini, sedang sangat kacau, kacau sekali~</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-20502572184483518622013-08-01T00:33:00.002-07:002013-08-02T17:21:15.874-07:00Untukmu Perempuan Baru<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Masih saja aku menyebutmu perempuan baru, padahal sudah lama aku menyadari kehadiranmu. Sebutan perempuan baru mungkin saja menyakitimu, aku tau. Bagiku kamu memang baru, orang baru yang datang 'tiba-tiba'. Orang baru yang aku kira tak sepenuhnya paham tentang orang yang kamu miliki saat ini dibanding aku, aku lebih dulu. Milikmu saat ini pun milikku dulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku yakin aku pasti menyakitimu. Padahal tak pernah sekalipun kamu mengenalku. Mungkin tak pernah sedikitpun juga kamu mencari tau tentangku. Beda denganku, aku selalu berusaha mencari tau tentangmu. Mencari tau tentang orang yang menggantikan posisiku memilikinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ah seharusnya aku tak perlu mencari tau tentangmu, seharusnya aku sudah paham bagaimana kamu. Tentu kamu orang yang sangat baik, tak mungkin dia salah memilih orang yang menggantikanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ah seharusnya aku tak perlu mencari tau tentangmu, bahkan aku tau hal ini akan meremukkan perasaanku, meninggikan iri di hatiku karna melihat kebahagiaanmu dengan dia, milikku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Maafkan aku yang seringkali menyebutmu sebagai alasan air mata. </b><br />
<b>Maafkan aku yang seringkali menyudutkanmu sebagai orang baru yang 'merebut' bahagia milikku.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Maafkan aku yang seringkali menyalahkan kehadiranmu yang terlalu cepat menggantikan posisiku.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Rasanya semua terlalu cepat, kehadiranmu terlalu cepat. Kamu tau? Aku hanya butuh waktu istirahat, aku lengah menjaga milikku. Lalu kamu datang dengan cepat mampu menggeser aku dalam hari-harinya. Rasanya tak sedikitpun bisa aku percaya, aku limatahun bersamanya mampu digantikan olehmu yang baru dalam hitungan minggu dikenalnya?<br />
Rasanya sulit aku pahami dia orang yang begitu aku kenal baik, yang tak pernah sedikitpun membalikkan hatinya untuk orang lain mampu begini? Meninggalkanku di tengah perjalanan kami saat aku lelah butuh istirahat. Dia mampu melupakanku dengan cepat lalu menemukanmu?<br />
<br />
Aku yakin kehadiranku mengusik bahagiamu. Walaupun sekuat hati aku menahan perasaan ego-ku untuk tak mengganggumu, tak mengusik hari-harimu dengan menghubungimu seakan memperkenalkan bahwa masih ada aku. Seakan ingin kamu tau bahwa perasaanku remuk karna kamu. Maafkan betapa egoisnya aku :(<br />
<br />
Perlu kamu tau bahwa aku pernah berjuang melupakan dia, menganggap kalian tak berperasaan tak menghargai perasaanku agar aku membenci kalian lalu dengan mudah aku melewati hari-hari tanpa terusik kebahagiaanmu dengannya. Tapi semuanya gagal, berbulan-bulan aku berjuang melupakan semua, berbulan-bulan aku memupuk benci untuk kalian. Di titik paling akhir saat lelah berjuang melupakan dia, berusaha membenci kalian, aku pasrah. Aku tak mampu melawan perasaanku sendiri. Aku tak mampu membohongi hatiku sendiri. Dia sudah begitu lekat di hatiku, semua tentang dia sudah begitu dalam masuk sel-sel syaraf otakku. Aku tak mampu melupakan dia lalu menggantinya dengan seseorang yang baru. Aku tak mampu sepertimu yang mungkin bisa dengan mudah berpindah dari satu hubungan ke hubungan yang lain hanya dalam hitungan minggu?<br />
Dan aku juga tak cukup mampu membencimu. Apa salahmu? Kamu hanya datang tanpa berencana menyakitiku. Lalu dengan alasan apa lagi aku harus membencimu? Bukankah kehadiranmu sudah menjadi jalan skenario milik-Nya tak ada hal yang kebetulan. Lalu sekarang dengan alasan apalagi aku harus memaksa perasaanku membencimu? Aku tak punya banyak alasan untuk membencimu. Walaupun kadang saat ego sedang berada di puncak, saat iri menguasai perasaan, aku ingin membencimu, menyalahkanmu, memaksamu paham dan mengerti perasaanku. Tapi satu hal yang sangat aku mengerti bahwa membencimu tak akan mengobati luka sedikitpun.<br />
<br />
Terkadang aku ingin memaksamu menghargai perasaanku, memaksamu paham seluruh sesak di hatiku. Aku ingin tak lagi sedikitpun mempedulikan perasaanmu, aku ingin kamu mengembalikan milikku padaku, seakan aku ingin bilang, "tugasmu sudah selesai menjaga milikku saat aku lengah dulu, sekarang kembalikan dia padaku...". Aku egois kan? Aku juga cuma perempuan biasa sama sepertimu. Ingin bahagia sepenuhnya tanpa terusik dengan kehadiran siapapun.<br />
<br />
Kenapa harus begini cara aku mengenalmu? Seharusnya aku mungkin bisa mengenalmu dengan baik tidak dengan cara seperti ini. Kenapa aku harus menyimpan rasa sesak mengetahui segala hal tentangmu yang bahagia karna dia? Aku sungguh tak ingin menyakitimu :(<br />
<br />
<b>Aku tak mampu sepertimu. Tapi belum tentu kamu juga mampu sepertiku.</b><br />
<b>Aku tak tau bagaimana rasanya berada diposisimu sepertimu yang juga tak tau bagaimana rasanya ada di posisiku.</b><br />
<b>Aku tak paham betapa sakitnya perasaanmu karna aku, sama sepertimu yang tak mungkin paham sakitnya perasaanku karnamu.</b><br />
<b>Aku hanya tau bahwa kamu ingin bahagia tanpa terusik olehku, begitu juga aku ingin sepenuhnya bahagia tanpa sedikitpun terusik olehmu.</b><br />
<b><br /></b>
Aku tak cukup berani menemuimu berbicara padamu tentang seluruh perasaanku, mengucapkan maaf atas semua salahku padamu. Maafkan aku, aku yakin semua yang aku lakukan mengusik bahagiamu. Saat ini sampai entah kapan nanti, aku hanya sedang memperjuangkan bahagiaku sendiri yang mungkin salah menurutmu...<br />
<br />
Biarkan ini berjalan... Kamu tetap baik menurutku karna orang yang dia pilih menggantikanku pasti lebih baik dari aku. Kamu pasti lebih bisa membahagiakan dia dengan banyak hal lebih dari aku. Bagiku saat ini aku sedang memperpanjang tugasmu untuk menjaga milikku. Tapi jika kamu tak lagi mampu ijinkan dia pulang kembali padaku.. Aku rumahnya, segera ijinkan dia pulang...<br />
<br />
Aku akan tetap memperjuangkan bahagiaku sendiri...<br />
<b><br /></b>
Untukmu perempuan baru, maafkan aku...<br />
Semoga Allah melembutkan perasaanmu untuk memaafkan seluruh salahku padamu...<br />
<br />
<br />
-kesalahan besar sebenarnya menyebut dia adalah milikku, bahwa dia bukan milikku juga bukan milikku, belum ada yang berhak memilikinya, biar Allah yang mengatur, Allah sutradara hidup, Allah Maha Membolak-balikkan Perasaan manusia, hanya Allah juga yang tau bagaimana cara menguatkanmu karna tersakiti olehku, begitu juga aku..-</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-84627575014801197332013-06-22T11:05:00.004-07:002013-06-22T15:44:05.303-07:0027th Anniversarry<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
...</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Terselip kisah tentang kalian, lakon hidup idolaku. Tokoh drama rumah tangga tentang kesederhanaan menerima tentang cinta, saling memberi tanpa harap, menyejukkan hari dalam hangat.</div>
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: large;">Bapak, Ibuk happy 27th anniversarry...</span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM719-tbKii_Pl5aZV2Vjh3DDuZIuakR4Zv4b7RMq3SmOQL2X2UQ_7kgK0aDAtQnjiuX6Y258xu-mCFHbwPSdw20zR9XeGaMysQjRqkuuxzSXTohPaRfWzFeAyqhiofc9udpkvxkOZExfe/s1600/collagetgljkg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM719-tbKii_Pl5aZV2Vjh3DDuZIuakR4Zv4b7RMq3SmOQL2X2UQ_7kgK0aDAtQnjiuX6Y258xu-mCFHbwPSdw20zR9XeGaMysQjRqkuuxzSXTohPaRfWzFeAyqhiofc9udpkvxkOZExfe/s400/collagetgljkg.jpg" width="363" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
* enamtahun berkenalan lalu menikah, kata ibuk sih begitu hehe..</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
* mimpiku dulu juga menemanimu, menghadiri wisudamu lho seperti ibuk dulu :")</div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-47367060682563799762013-06-22T00:57:00.000-07:002013-06-22T10:59:54.196-07:00Project Video<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya tergerak semangat untuk ngeblog tentang behind the scene project video ini. Butuh semangat dan harus dipaksain buat ngeblog, sering udah buka blog udah nulis judul dan mentok disitu. Bahwa nulis blog ini bukan asal nulis seadanya. Entahlah aku menjadi orang yang suka detail tapi ga bisa prepare dengan baik hehe..</div>
<div>
<br />
<b>Kenapa harus sesibuk ini mempersiapkan harimu?</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya ingin seperti biasanya, seperti limatahun sebelumnya. Selalu mempersiapkan sesuatu untuk harimu, hari ulang tahunmu. Sebenarnya aku sendiri tak begitu menggebu menyambut ulang tahun, sejak hariku tahun lalu. Kenapa? Ada yang kurang tahun lalu, tak ada pertemuan kita, makan bersama seperti biasa. Iya salahku memang. Menolak bertemu denganmu dulu, menolak kado darimu dulu. Dulu saat semua beban berada di puncak kejenuhan. Maaf..</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan sekarang aku seperti menyesali menolak bertemu denganmu saat ulang tahunku hari itu. Menyesal karena menyiakan pertemuan kita. Menyiakan makan bersama kita. Menyiakan kamu sebagai orang yang selalu membuat istimewa hariku setiap tahun selama limatahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak tau apakah penyesalanku akan semakin jauh saat aku harus menyadari bahwa hariku esok tak ada kamu lagi. Bahkan tak ada sesederhana ucapan darimu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Apa perempuan barumu juga sesibuk aku mempersiapkan harimu?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konyol rasanya, aku sesibuk ini mempersiapkan hari untuk orang yang mungkin tak lagi menunggu ucapan ataupun sesuatu dariku. Tapi entahlah aku menikmati kesibukan mempersiapkan harimu, merelakan pinggang pegel untuk dapet ratusan foto, mengikhlaskan begadang untuk nyusun satu per satu foto. Begitu aku menikmati bahagia tentangmu. Dengan caraku sendiri..<br />
<br />
Awalnya tau stop motion ini dari seorang teman yang sedang mempersiapkan hal sama untuk sesorangnya. Mulailah cari video stop motion berbagai tema di youtube, mulai dari ulangtahun, anniversary sampe failed anniversary pun ada -_-<br />
Iyaa aku kira gampang aja buat stop motion ini, cuma foto setiap gerakan jeprat-jepret, susun fotonya di movie maker, kelar gitu aja. Nyatanya? Harus sampe pusing mikir alur cerita fotonya, backsound lagunya, ngedit satu-satu fotonya, nyusun urut ratusan foto itu sampe ngatur per detik nya. Asiiik sekali, iya. Bahkan saking asiknya sampe ga kerasa harus begadang dua malam ngejar deadline jadi video ini, hihi..<br />
Maklum bahwa baru pertama kalinya buat stop motion dengan prepare yang acak-acakan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlI4rOEnJmM01CbyTMvVg8CDWCki_bXTb-z_mkdA7fB-ge8hQi3a_rRbZ4LWhL2BNAmbY-FwjCha3_AF5crIVXzodxXSWmrYTkcAR0Z4KT3Rb64zzZXhGXobbri8XAnBDh7cxKsWyI7kwD/s1600/IMG_7878.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlI4rOEnJmM01CbyTMvVg8CDWCki_bXTb-z_mkdA7fB-ge8hQi3a_rRbZ4LWhL2BNAmbY-FwjCha3_AF5crIVXzodxXSWmrYTkcAR0Z4KT3Rb64zzZXhGXobbri8XAnBDh7cxKsWyI7kwD/s200/IMG_7878.JPG" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6uuouTIVwiYu0zGfU1Xx-yNqpxVdQr9yPLY_tEWuitI0-8VFRz6NNLIi1a6J4tRoTrowiRDbwy_tADeyTUBJE5mn9b0BANvBy5eAiXt7JMK-lpLY4_9i50T0m_I_RJOAYLjLtIfiLK6f/s1600/IMG_7877.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6uuouTIVwiYu0zGfU1Xx-yNqpxVdQr9yPLY_tEWuitI0-8VFRz6NNLIi1a6J4tRoTrowiRDbwy_tADeyTUBJE5mn9b0BANvBy5eAiXt7JMK-lpLY4_9i50T0m_I_RJOAYLjLtIfiLK6f/s200/IMG_7877.JPG" width="200" /></a></div>
<br />
<br />
Cerita stop motion ini hanya bercerita ulang tentang harimu saat limatahun bersamaku dulu. Rasanya semua monoton selama limatahun. Apa yang istimewa? Hal rutin yang pasti kita lakukan hanyalah makan bersama. Menatapmu makan sambil bercerita banyak hal tentang hidup yang telah dan akan kamu lalui. Dan pasti di akhir 'agenda' makan kita, terbungkus rapi sesuatu yang aku siapkan beberapa hari sebelumnya. Apa yang menarik sebenarnya? Tidak ada kan? Tapi rasanya itu hal sederhana yang mampu mengurai senyummu, terlebih aku.<br />
<br />
Kamu selalu mempersiapkan senyum hangat untukku, padahal tak semua dariku itu keinginanmu. Seringkali mungkin aku mengecewakanmu karna sesuatu tak pas untukmu. Jaket kekecilan misalnya dan kamu seakan melegakan perasaanku dengan bilang, "gapapa ini muat kok, bagus..". Dan tak cukup sampe disitu bahkan kamu selalu memakainya setiap saat. Oh dear....<br />
Iya kamu orang yang tak pernah menunjukkan gurat kecewa dengan apapun pemberianku. Cukup dengan senyum dan ucapan terimakasih melegakan seluruh penatku mempersiapkan harimu.<br />
<br />
Aku ingat betul ulangtahumu tahun lalu. Saat aku sedang heboh-hebohnya berkutat dengan tepung dan telur. Obsesi sekali bisa buat sponge cake yang lembut lalu diwarnain jadi rainbow cake. Kamu tau? Itu pertama kali eksperimen buat cake. Dan kamu orang yang selalu jadi juri setiap eksperimen masakanku. Kamu selalu memuji tapi tak sungkan mengkritik dengan bahasa halus tanpa harus mengecewakanku. Termasuk saat rainbow cake ulangtahunmu itu bantet. Rasanya lemes ngeliat cake yang di ubek berjam-jam bantet, padahal itu khusus buatmu.<br />
Tapi itulah kamu yang selalu berusaha menghargai kerja keras eksperimenku untukmu. Kamu bilang, "ini enak kok, aku suka setiap masakanmu, aku habisin..". Oh dear terlalu baik gimana sih kamu....<br />
<br />
Dan kamu tau setelah kejadian itu aku udah bisa buat cake yang lebih baik dari itu. Rasanya ingin ulangtahunmu kemarin aku mempersikan cake untukmu. Aku udah bisa, kamu harus coba. Iya seharusnya kamu coba. Kamu nilai, kamu kan yang selalu nunggu setiap eksperimen masakanku?<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgocctgt_HXbJgnzVw5vh_y6Ue_lCoaUMMD5_QmHcwiNHe4IotViV2vF3-OuKymlYFw_T8bPfW4hPNgoBmk2ud5DY007RclZ6DHyx7H38hygGPb8jsNrehpjRkHgU-6q8RbP5oJOOg8eOFm/s1600/collage.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="275" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgocctgt_HXbJgnzVw5vh_y6Ue_lCoaUMMD5_QmHcwiNHe4IotViV2vF3-OuKymlYFw_T8bPfW4hPNgoBmk2ud5DY007RclZ6DHyx7H38hygGPb8jsNrehpjRkHgU-6q8RbP5oJOOg8eOFm/s320/collage.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
Tapi sudahlah, aku yakin harimu tahun ini lebih menyenangkan. Lebih mengesankan dibanding bersamaku dulu. Cukuplah aku bahagia dengan sesibuk ini mempersiapkan harimu.<br />
Bagaimana dengan harimu tahun esok? Iya mungkin aku tetap begini. Sesibuk ini hanya untuk mempersiapkan harimu. Seperti biasa, tak berbeda. Seperti limatahun kita dulu...<br />
<br />
*terimakasih untuk mata yang rela begadang, untuk waktu yang mau disenggangkan, untuk pikiran yang mau bekerja, untuk seluruh lelah yang kini minta jatah istirahat :)<br />
<br /></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-38951291857208150662013-06-14T00:07:00.000-07:002013-06-17T16:41:47.277-07:0000.07<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
tulisan absurd.<br />
<br />
sedang tertimbun diantara draft blog belom kelar.<br />
<br />
ditemani rindu menggebu, sesak, air mata.<br />
bukankah sudah biasa begitu?<br />
<br />
:""</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-89154541147379241652013-05-29T00:30:00.000-07:002013-05-28T10:25:24.411-07:00selamatulangtahun kamu :)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
29 Mei 2013<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Aku sempat menemanimu dari tigabelastahunmu hingga sembilanbelastahunmu, namun aku tak lagi mampu menemani hingga duapuluhtahunmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku bahagia telah di ijinkan menemanimu di masa-masa remaja, masa transisi menemukan jati diri :)</div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin Allah mencukupkan hak ku menemanimu hanya sebatas limatahun, sekarang ada yang berperan menjadi aku tapi tak mampu bersosok aku. Ada dia. Apa bedanya?</div>
<div style="text-align: justify;">
Esok tak ada lagi balasan terimakasih atas ucapan beberapa pesan singkat di handphonemu dariku. Esok tak lagi kita janjian makan bersama, menatapmu lekat saat menyantap makananmu di depanku. Esok ada hal berbeda di hari-hariku, bukan di hari-harimu. Ada dia. Apa bedanya?</div>
<br />
Apa bedanya ulangtahunmu lalu dengan hari ini? Masih ada ucapan selamat dariku tentu beriring doa untukmu. Bahagialah Allah memanjangkan umurmu hingga detik ini, bersedihlah bahwa kamu semakin diingatkan akan umur yang harus kamu gunakan sebaik mungkin :)<br />
Sehat untukmu, lancar kuliahmu, sukses usahamu, bahagia hidupmu, berkah umurmu. Aamiin..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/SNFHux8ptfQ?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
*next time akan cerita behind the scene pembuatan stop motion ini :)</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-6745189478778153572013-04-11T09:03:00.000-07:002013-04-19T05:52:59.827-07:00sebelasapril :"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Aku kira akan banyak kata yang tersampaikan hari ini untuk mengungkapkan sebelasapril. Ternyata tidak aku kesulitan memulai dari mana tulisan ini. Tulisan yang mungkin tak pernah sekalipun kamu baca. Padahal semua tulisan ini tentangmu, hanya untuk suatu saat nanti jika kamu mencari aku tak perlu menanyakan pada banyak orang tentang keadaanku ketika kamu abaikan :") Aku baik-baik saja seperti yang kamu kira, tapi tidak pada perasaanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ingatkah kamu ini tanggal sebelasapril? Seharusnya menjadi sebelasapril kita yang ke enamtahun. Kita tak mampu bertahan pada enamtahun, tercukupkan pada limatahun lalu. Bukankah manusia hanya berhak bermimpi banyak hal tapi pada akhirnya akan kembali pada skenario Sang Pemilik Hati. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9BPdFFm38ajMNdIlvw3Yobu8zx73EYw3yCpBvhvR3CKmw6B-UCAsuy0M1ck9GZCURqCcSgSGY9g37GmFKnQU5yh-6pV49w_U8WMOlRqPA8R9IaeujxkNmREYjKtL-QkMGspSl2hrDkQwZ/s1600/IMG_6638.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9BPdFFm38ajMNdIlvw3Yobu8zx73EYw3yCpBvhvR3CKmw6B-UCAsuy0M1ck9GZCURqCcSgSGY9g37GmFKnQU5yh-6pV49w_U8WMOlRqPA8R9IaeujxkNmREYjKtL-QkMGspSl2hrDkQwZ/s400/IMG_6638.JPG" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan aku menyadari bahwa ini benar terjadi bahwa kamu tak lagi bersamaku. Perlahan juga aku mencoba menerima bahwa kamu telah bersamanya. Tapi maafkanlah perasaan yang masih mencintaimu dalam masa lalu. Seperti pagi ini seakan aku masih menunggu handphone berdering ada ucapan panjang lebar untuk perjalanan kita sampai enamtahun. Ah entahlah aku seperti menunggu yang tak mungkin terjadi, tapi apa kamu tau bahwa perasaanku masih menganggapmu kelupaan hari ini, kelupaan sebelasapril kita seperti biasanya kamu telat kasih ucapan padaku sayang :"D</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgPometF1pXAExfihTK_2fRqxDVSJsvEmBT2-6fkTTHSW8ZOvrr892PLfSovNRHb-t-0_8w7L9mfLAwPj7AaxNN2W659XBOsbJ1_7lZ_IuYwAyaJdVqt3JZY-tMaqmCioY5VHUN3zQAWEu/s1600/IMG_6616.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="282" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgPometF1pXAExfihTK_2fRqxDVSJsvEmBT2-6fkTTHSW8ZOvrr892PLfSovNRHb-t-0_8w7L9mfLAwPj7AaxNN2W659XBOsbJ1_7lZ_IuYwAyaJdVqt3JZY-tMaqmCioY5VHUN3zQAWEu/s400/IMG_6616.JPG" width="400" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Memang seharian tadi aku mengumpulkan serpihan-serpihan kenangan darimu. Cukup hanya untuk pengobat rindu :") Sungguh aku merindukan kamu yang dulu, kita yang dulu :"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tak mampu lagi merangkai kata mengungkapkan perasaan saat ini. Gambar tak bernyawa ini semoga mampu mewakilkan air mata rinduku padamu :") </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIJcOHUXeRwCtfQXLiQ0VjurFFMz3HUkVEx8GlytRwFmVd0biYf-2nP_TgrAEWLaI73TN-0l8LksscR-qsEmCWJeV91wkTIal0N7YGVUBwkHJtornzBtp7nPyxTeHslTA7U_4uVfyDNbkg/s1600/IMG_6630.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="318" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIJcOHUXeRwCtfQXLiQ0VjurFFMz3HUkVEx8GlytRwFmVd0biYf-2nP_TgrAEWLaI73TN-0l8LksscR-qsEmCWJeV91wkTIal0N7YGVUBwkHJtornzBtp7nPyxTeHslTA7U_4uVfyDNbkg/s400/IMG_6630.JPG" width="400" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZWrSYrEJbEtLRY5A0Hnp4vXx4x3J0lH5ePtcDLSv0jg-2fNrCcuy68ZIapIe-tiHicvivtF1XjYS1sibS_kT5Aw0IsWwyOusTr5dY_8d5eUMaqvoSdJK9ZCPCnrSdx_la_6gqUSiIEyls/s1600/IMG_6625.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZWrSYrEJbEtLRY5A0Hnp4vXx4x3J0lH5ePtcDLSv0jg-2fNrCcuy68ZIapIe-tiHicvivtF1XjYS1sibS_kT5Aw0IsWwyOusTr5dY_8d5eUMaqvoSdJK9ZCPCnrSdx_la_6gqUSiIEyls/s640/IMG_6625.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6bCP6VJIO-5NhOZbNjyLqu9GMUWyYZWy431qT19XuECpsqoEPMQrU7wvyQKZavXJ-7UeiGahNTnRBH63DOmAFdlj-8z0sXMow-mtrHmxyq0EUYhDPK-5c3SLFtdkgrYq4qseek1C1v-AW/s1600/IMG_6632.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6bCP6VJIO-5NhOZbNjyLqu9GMUWyYZWy431qT19XuECpsqoEPMQrU7wvyQKZavXJ-7UeiGahNTnRBH63DOmAFdlj-8z0sXMow-mtrHmxyq0EUYhDPK-5c3SLFtdkgrYq4qseek1C1v-AW/s400/IMG_6632.JPG" width="370" /></a><span id="goog_247996306"></span><span id="goog_247996307"></span> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNZFufzS1cp5rIWD7wt_gyO8UkwStp5Iw5LD24Je8keTKkm61dWDW3KSxpLdMhbGduP7ootaHl1hxkr0snEMbL_k1Vqw5ihr8F0ag5fpHibQGkDhcm92Ju4Luwp_QSBrGps2HgwOM9oCgA/s1600/IMG_6627.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNZFufzS1cp5rIWD7wt_gyO8UkwStp5Iw5LD24Je8keTKkm61dWDW3KSxpLdMhbGduP7ootaHl1hxkr0snEMbL_k1Vqw5ihr8F0ag5fpHibQGkDhcm92Ju4Luwp_QSBrGps2HgwOM9oCgA/s400/IMG_6627.JPG" width="363" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ZP7umNpOvQZqxCU3lMbAhvYljeduqO2AhWtt7nn6QZdU_hco6_hy2JW1fnxtdc7BhtIWfdFEIq7SLlT4dp8BxJQ0szoWMPmDV3ktRGqz9T4fwvN2xbo5Di6NacOMOCFh9fTdgKa3oYiP/s1600/IMG_6574.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="432" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ZP7umNpOvQZqxCU3lMbAhvYljeduqO2AhWtt7nn6QZdU_hco6_hy2JW1fnxtdc7BhtIWfdFEIq7SLlT4dp8BxJQ0szoWMPmDV3ktRGqz9T4fwvN2xbo5Di6NacOMOCFh9fTdgKa3oYiP/s640/IMG_6574.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh aku tak mampu merangkai banyak kata lagi untuk mengungkapkan perasaan tak tentu saat ini. Kalau saja kamu mengerti bahwa air mata telah mewakilkan banyak hal tentang perasaanku saat ini :"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">selamat tanggal sebelas kita ke tujuhpuluhduabulan aa' sayang :")) </span><br />
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-28897922337199910922013-04-01T09:29:00.002-07:002013-04-01T09:29:48.556-07:00a p r i l<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Selamat datang kembali April. Kamu tetap sama seperti dulu tak berubah. Hanya kami yang berubah, kami yang berbeda. Tak ada lagi perasaan yang membuncah haru menyambutmu kembali April. Tahun ini setelah limatahun April biasanya, berubah. Telah berbeda tak lagi sama.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg38BW202FenEA5drFJ4kjdlT9j2NEolS6gF_P_B5AzbIGf4PpaQoRDfOBGjYw0OaDJBuQkgjYYm62PpAgQ1stSFjeSkgbtRUW7TJTOkzPK92MvBqviUrBfHF-GxAecxgihngXvNKTkwSC0/s1600/IMG_5615.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg38BW202FenEA5drFJ4kjdlT9j2NEolS6gF_P_B5AzbIGf4PpaQoRDfOBGjYw0OaDJBuQkgjYYm62PpAgQ1stSFjeSkgbtRUW7TJTOkzPK92MvBqviUrBfHF-GxAecxgihngXvNKTkwSC0/s400/IMG_5615.JPG" width="400" /> </a> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Bagaimana saat ini keadaan perasaan menyambut kehadiranmu April?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Mendung. Berawan. Semakin menghitam. Gelap. Sesekali hujan tanpa penghabisan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
:") </div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-55802256491999496832013-03-04T07:52:00.003-08:002013-03-04T07:53:43.914-08:00Be Strong<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
"aku enggak nangis loh"</div>
<div style="text-align: justify;">
Katamu malam ini setelah beberapa hari mencemaskan sesuatu sebelum pulang ke perantauan. Kata-kata sederhana itu yang mampu menguatkanmu kan? Mampu menghapus semua kecemasanmu beberapa hari lalu. Iya, kamu memang akan baik-baik saja kok. Segala kecemasanmu kemarin itu sebagai pengantar yang berusaha menggoyahkan semangat juangmu perantau luar biasa :"D</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahwa memang tak mudah meninggalkan rumah beserta keluarga sederhanamu. Tak mudah pula meninggalkan orang-orang terkasihmu. Entahlah aku pun tak tahu pasti perasaan apa yang selalu berkecamuk tiap waktu mengajakmu pulang ke perantauan. Tapi yang pasti kamu itu perantau luar biasa. Luar biasa dari orang-orang yang tetap memilih berada di zona nyaman dan membutuhkan banyak pertimbangan untuk mencoba sepertimu. Aku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hei kamu perantau luar biasa!!! Bukankah kepulanganmu ke perantauan hanya sementara? Nantinya kamu juga akan pulang ke rumah istimewamu dengan selalu di sambut oleh adik-adik hebohmu. Bukankah sekarang kamu akan lebih lancar mengatakan rindu pada orang-orang terkasihmu? Lalu tentu mereka akan selalu menyiapkan penyambutan yang terbaik saat kamu pulang nanti? Dan ini saatnya pula kamu mempersiapkan hadiah yang paling mereka tunggu. Kesuksesanmu. Kelancaran perjuangan belajarmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kamu itu kuat lebih dari yang di prediksikan oleh kecemasanmu :D</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRqhz5jUqLrRPIp3EVlimA8yj7TidzrUrvc_-jiGwYTJtRfUquCH719fw9c-3QJcYndEMpC6yvDAVyhtFdDw3O5oZ6e0VF9wKQxWcdNNoOUxx-YHxWjbI-ruPgcOvgY8PUW6iyK4ztGjkq/s1600/be+strong+with+many+choices.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRqhz5jUqLrRPIp3EVlimA8yj7TidzrUrvc_-jiGwYTJtRfUquCH719fw9c-3QJcYndEMpC6yvDAVyhtFdDw3O5oZ6e0VF9wKQxWcdNNoOUxx-YHxWjbI-ruPgcOvgY8PUW6iyK4ztGjkq/s320/be+strong+with+many+choices.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>*tulisan sederhana teruntuk perantau luar biasa -meitika-</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
:"))</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-49892682273952126702013-02-27T01:21:00.000-08:002013-02-27T01:46:03.130-08:00Tentang Perasaan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Perasaan itu hal paling mendalam dan sulit diterjemahkan. Perasaan mampu berdiri sendiri dengan prinsipnya yang kadang tak di logika oleh pikiran. Perasaan adalah elemen paling jujur namun sulit diungkapkan. Mereka hanya dapat terwakilkan melalui sorot mata bukan melalui mulut
yang mudah berkilah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikYHnAkSnz9aBKF276AFRj_A8S8tsTAxLd5dhnb_x_ORp6NwJOJghq7nGOhyphenhyphen-UqYNo7_qgOPG41YGapBM8tFaZzhg_DgdjQ9CGpX8GGMHsQ5grL6hkdwLGENjen3aQJ6EHjnfsuRdLFATv/s1600/danbo+in+rain.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikYHnAkSnz9aBKF276AFRj_A8S8tsTAxLd5dhnb_x_ORp6NwJOJghq7nGOhyphenhyphen-UqYNo7_qgOPG41YGapBM8tFaZzhg_DgdjQ9CGpX8GGMHsQ5grL6hkdwLGENjen3aQJ6EHjnfsuRdLFATv/s400/danbo+in+rain.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Aku masih ingat betul pertemuan syahdu kita saat itu. Hari menjelang petang disertai rintik hujan yang semakin deras mengawali pembicaraan kita. Awalnya aku tak mampu menatapmu, aku tak mampu menghadapkan wajahku padamu. Aku hanya takut bahwa perasaanku akan mudah tergoncang melihat sorot matamu yang tak lagi kukenal. Aku hanya takut perasaanku akan hancur menyadari sosokmu yang telah berubah sangat jauh. Aku hanya berusaha menyembunyikan gurat kekecawaan di wajahku. Aku hanya mencoba menahan air mata jatuh saat berhadapan denganmu. Aku hanya ingin menegaskan bahwa aku baik-baik saja saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Namun ketika suara serakmu yang menandakan penuh sesak dihatimu membuka percakapan kita, seketika perasaanku terusik untuk melihatmu, melihat keadaanmu memastikan bahwa kamu baik-baik saja. Perasaanku gelisah ingin melontarkan banyak pertanyaan padamu.<br />
"Kenapa kamu kurus sekarang, apa kamu sakit?"<br />
"Kenapa rambutmu tak lagi rapi, sudah berapa bulan kamu tak potong rambut?"<br />
Ah...apa kamu tau saat itu perasaanku menginginkan jawaban bahwa kamu baik-baik saja?</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku lupa apa saja yang kamu katakan padaku saat itu, seakan aku hanya terfokus pada sorot matamu yang masih sama. Iya, aku menemukan suatu kelegaan luar biasa saat mendapati sorot matamu yang tetap sama seperti saat bersamaku dulu. Hanya ragamu yang berbeda, hanya tubuhmu saja yang berbeda. Kamu masih sama, kamu masih seperti dulu yang aku kenal.</div>
<div style="text-align: justify;">
Keyakinanku yang dikuatkan oleh sorot matamu terusik saat mulutmu mengatakan bahwa kamu telah berpaling pada orang lain. Seketika batinku memberontak hebat saat kamu mengatakan itu padaku. Mereka mengerang kesakitan seakan ada banyak rantai yang membekapnya penuh sesak. Tak dapat lagi aku mampu menahan air mata yang sedari awal sudah terkumpul di penghabisan. Mataku berair, hatiku sesak. </div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan mudahnya kamu mengatakan itu saat aku mengajak pikiranmu terbang ke masa limatahun kita. Dengan mudahnya kamu mengatakan bahwa yang kamu rasakan padanya bukan lagi hal biasa, ini istimewa katamu. Tangisku pecah. Tubuhku lemas saat kamu mampu mengatakan itu padaku, orang yang limatahun mengisi hari-harimu. Aku merasa berada di titik paling lemah saat itu. Aku masih berusaha menjelaskan walau dengan terbata-bata tentang keadaan kita sebulan lalu. Aku memintamu kembali mengingat keputusan kita yang belum <i>final</i> bagiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kita tak sepaham tentang arti perpisahan saat itu. Aku ingin istirahat aku hanya butuh waktu me-<i>refresh </i>perasaan agar kembali seperti dulu. Aku hanya ingin menenangkan pikiran dan batin yang mengalami tekanan berbulan-bulan. Aku tak mau terlalu lama menyakitimu dengan keacuhanku padamu. Aku tak bisa melampiaskan seluruh tekanan yang aku alami saat itu dengan meluapkan emosi padamu. Aku lebih senang memendam semua dan diam dalam kesakitan yang aku rasakan sendiri. Aku tak bermaksud menyakitimu dengan perlakuanku padamu. Ini kesalahanku, ini salahku yang tak tau cara mengungkapkan tekanan batin menjadi lebih ringan. Ah tapi mungkin kamu sudah terlalu lelah bersabar dengan semua perlakuanku padamu. Mungkin kamu memang sudah bosan denganku sehingga kamu benar-benar meninggalkan lalu menemukannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kita itu seperti berjalan beriringan di terowongan panjang, sudah hampir setengah jalan kita lewati lalu aku meminta waktu untuk istirahat sejenak, aku lelah. Namun kamu malah meninggalkanku lalu melanjutkan perjalanan dengan orang lain :")</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak terlalu lama perbincangan kita karena aku merasa sangat lelah mendengar omong kosong tentang perasaanmu dengannya. Aku tak percaya sedikitpun pada mulutmu yang lincah bercerita tentang perasaanmu padanya. Aku tak yakin kamu benar-benar telah menghapus sosokku dengan sosoknya yang baru. Aku yang limatahun bersamamu mampu digantikan oleh seseorang yang baru kamu kenal? </div>
<div style="text-align: justify;">
Kamu katakan, "aku masih sayang padamu tapi kamu tau sifat setiaku padanya". Kenapa kamu tak mampu tegas memilih antara aku dan dia? Kenapa kamu masih ragu memilih? Aku sangat tau kamu bukan orang yang tega menyakiti seseorang namun kenapa kamu tega menyakiti orang yang selama limatahun menemanimu sedang menyakiti orang yang baru beberapa minggu kamu kenal kamu tak mampu? Kamu katakan berkali-kali padaku bahwa ini masalah hati yang telah menyayangi orang lain. Namun kenapa sorot matamu tak bisa bekerja sama dengan mulutmu? Kenapa sorot matamu masih menatapku hangat? Kenapa sorot matamu mengartikan bahwa kamu seperti menemukan kerinduan yang beberapa bulan ini tak kamu temukan? Kenapa sorot matamu masih berair saat menatapku? Kenapa sorot matamu tak pandai berbohong?</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat aku sudah tak tahan dengan perasaan yang berkecamuk mendengar kenyataan bahwa dia benar-benar hadir di antara kita aku memutuskan pergi dari hadapanmu. Aku lelah. Aku lemah. Aku sakit sekali sampai tak ada hal yang mampu mengutarakan betapa perih luka yang baru saja kamu buat. Aku menyukupkan perbincangan kita dan pergi namun kenapa tanganmu masih erat menahanku sangat kuat? Kenapa tanganmu bersikeras menyuruhku bertahan dan tak beranjak? Masih mampu kamu mengatakan telah menyayangi dia sepenuhnya bukan aku lagi? Reflekmu menahanku tak bisa kamu bantah bahwa kamu masih sangat membutuhkanku kan?<br />
Ah tapi sudahlah.. Aku lelah. Aku sangat lelah menerka-nerka perasaanmu yang terdalam saat ini. Aku hanya kecewa luar biasa denganmu. Aku tak mengerti hingga detik ini kenapa kamu mampu begini. Mampu melupakan aku dengan sangat cepat? Mampu menghapus 'kita' dengan sangat mudah. Mengapa dia mesti hadir di antara kita? Mengapa dia mesti hadir di waktu yang tak tepat? Di saat kita hanya butuh waktu untuk masing-masing sendiri dan saling introspeksi.<br />
Bukankah sebenarnya kita masih saling membutuhkan? Bukankah kita masih saling menyimpan rasa yang begitu kuat dan dalam? Bukankah kita seharusnya masih bisa memperbaiki pondasi kebersamaan kita? Tapi ini yang terjadi, ini sudah terjadi. Dia terlanjur hadir terlalu cepat. <span style="font-size: small;"><b>Dan kamu tak terlalu kuat untuk yakin pada cintamu sendiri.</b></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGYDwHbrzP73C-RFu4xZz-5kRx6O7XCZLC8W3SFjkvkehXt8HmewNjwuTIy9LG46_Q8VTGS-HNiinc0OT7nnE8_bZVkY6zTmXggNl2f_U9aEmbyWUCKSHrS1y1Dve9CDzCbO3NnbKjKyHL/s1600/love_triangle_by_hdnyz97.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGYDwHbrzP73C-RFu4xZz-5kRx6O7XCZLC8W3SFjkvkehXt8HmewNjwuTIy9LG46_Q8VTGS-HNiinc0OT7nnE8_bZVkY6zTmXggNl2f_U9aEmbyWUCKSHrS1y1Dve9CDzCbO3NnbKjKyHL/s400/love_triangle_by_hdnyz97.jpg" width="235" /></a></div>
Menjelaskan perasaan yang absurd seperti ini sangat sulit. Kata yang sudah terkumpul belum tentu mampu mengungkapkan. Perasaan hanya ingin menyampaikan permintaan bahwa ia juga ingin dihargai. Bahwa aku ingin kamu dan perempuan yang ada di sampingmu saat ini mengerti perasaanku. Tak sulit kan kalau hanya mengerti perasaan? Mengerti belum tentu akan memahami arti menghargai perasaan. Tapi apa kamu tau aku saja mampu menghargai perasaan perempuan barumu itu? Aku tak mengusik hidupnya hingga detik ini. Aku tak mengganggu hari-harinya walaupun dari awal aku menyadari kehadirannya. Aku mampu menahan perasaan untuk tetap menghargai perasaannya kan? Setidaknya untuk saling mengerti posisi masing-masing saat ini. Siapa yang pendatang, siapa yang lebih dulu. Tapi masih saja kamu bilang aku tak lagi berperasaan dan tak punya hati? Kalau saja aku tak berperasaan mungkin saja aku akan lebih mudah melupakanmu. Kalau saja aku tak berperasaan mungkin saja aku tak akan terpuruk sedalam dan sejauh ini. Kalau saja aku tak berperasaan mungkin sejak awal aku akan menyimpan benci padamu dan perempuan barumu. Sayangnya hingga detik ini aku masih saja menganggapmu sangat baik dan tak pernah sedetikpun aku mampu membencimu. Begitu juga dengan perempuan barumu tak akan mampu aku memandang sinis padanya lalu melontarkan kalimat yang menyakiti hatinya. Kamu tau betul siapa aku. Memang terkadang apa yang kita lakukan tak selalu mendapatkan balasan yang sama. <b>Aku menghargai perasaannya tapi kamu dan dia tak bisa sebaliknya melakukan itu padaku. </b><br />
Terkadang aku ingin menjadi orang yang tak berperasaan yang dengan mudah membenci. Lalu<b> </b>dengan begitu aku akan sangat lancar mengucapkan kata perpisahan hingga seketika aku mampu melupakanmu. Ah sayangnya aku tak mampu begitu.<br />
Bahwa sederhana saja kalau seandainya kalian bisa sedikit memahami perasaanku mungkin saja aku tak akan terpuruk lebih jauh begini. Aku hanya sedang berjuang melupakan, berjuang menyembuhkan luka sendirian. Kalau kalian tak bisa membantu menolong keterpurukanku setidaknya dengan tetap menghargai perasaanku keadaanku tak lebih jauh jatuh dalam keterpurukan seperti ini.<br />
Ah tapi sudahlah aku lelah.. Kalimat itu yang selalu mampu mewakilkan saat rasa lelah karena sesaknya perasaan sudah tak bisa di kompromi lagi. Iya biarlah ini berjalan. <b>Biarlah kita tetap berjalan tetap di terowongan panjang dengan jalan yang mulai terbelah pada ujungnya. Hingga akhirnya kita memilih masing-masing jalan yang memaksa kita berpisah.</b> Kamu berjalan dengannya berdua. Sedangkan aku sendirian dalam gelap dengan penutup mata yang tak pernah mau kubuka, aku takut menyadari bahwa kamu tak lagi berjalan disampingku..<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-32910190886909915602013-02-18T06:18:00.002-08:002013-02-18T06:32:29.653-08:00Menikmati Kesakitan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Aku telah bersahabat dengan sepi<br />
kesepian di tengah keramaian<br />
Aku
telah terbiasa dengan hampa<br />
kekosongan di tengah perkumpulan<br />
Aku
telah merangkul hangat luka<br />
kesakitan terdalam perasaan<br />
<br />
Aku telah berhasil jadi yang kau mau<br />
menjadi seorang pesakitan<br />
Aku seperti seorang psikopat<br />
yang kehilangan obat<br />
<br />
Tiap hari seakan aku menjadi seorang aktris<br />
aku memerankan senyum di balik getir, kau tau?<br />
Tiap saat aku seakan menjadi seorang pembual<br />
ketika mengatakan semua baik padahal tidak, kau tau?<br />
<br />
Aku lelah..<br />
Sangat lelah, apa kau paham?<br />
<br />
Tak peduli bagiku<br />
bagaimanapun usahamu terus menoreh luka<br />
Aku telah terbiasa<a href="javascript:;" kind="click"> </a><br />
Aku sangat menikmati kesakitan ini<br />
Aku seakan mati rasa<br />
<br />
Tak penting lagi bagiku<br />
apapun yang kau lakukan dengannya<br />
Untukku kalian bersandiwara bahagia<br />
<br />
Apa yang sedang terpikirkan olehmu sekarang?<br />
Aku berubah?<br />
Aku jahat?<br />
Aku tak berperasaan?<br />
Keadaan memaksaku begini<br />
Keadaan pula yang memaksamu berpikir begitu<br />
<br />
Maafkan aku<br />
aku terlalu menikmati kesakitan ini <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i> </i><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkrhw0oVVRQfzl4k8ZoYImJ2tghMb9KbdmoiS3UDrDQkq-gaV6KQdaB5ZkNKnfP2KG5YnoRApuNoZ6GNFw2o01esc10V8YJaWDfTyZooWnX-36eGsU6BQih0YGxzROBCSqb5G-5dFZplBV/s1600/imokay-300x258.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkrhw0oVVRQfzl4k8ZoYImJ2tghMb9KbdmoiS3UDrDQkq-gaV6KQdaB5ZkNKnfP2KG5YnoRApuNoZ6GNFw2o01esc10V8YJaWDfTyZooWnX-36eGsU6BQih0YGxzROBCSqb5G-5dFZplBV/s1600/imokay-300x258.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><i>*di tulis saat badan sedang sangat manja dan berharap ada pesan
singkat menanyakan keadaanku darimu, sesederhana itu saja seharusnya
kebahagiaanku malam ini*</i></b></div>
<br />
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-13118584812623613442013-02-15T01:57:00.000-08:002013-02-15T01:57:28.003-08:00Terwakilkan Lirik<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Entah mengapa seorang pencipta lagu mampu menuliskan lirik lagu yang bisa membawa emosi setiap orang yang mendengarnya. Namun mungkin hanya di beberapa keadaan yang sama saja yaa...</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam keadaan labil begini rasanya semua lirik lagu melow itu jleb semua :")</div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau di urutin playlistnya mungkin begini :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Harus Terpisah -CAKRA KHAN-</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Butiran Debu -RUMOR-</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Mimpi Besarku -RINNI-</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Demi Waktu -UNGU-</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Aku Yang Tersakiti -JUDIKA-</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Cinta Tak Mungkin Berhenti -TANGGA-</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Tak Jodoh -T2-</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari segelintir lagu-lagu itu mungkin masih banyak lagu lain yang lebih jleb? Monggo direkomendasikan :")</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari beberapa lagu itu ada satu lagu yang bisa mewakilkan keadaan yang terjadi. Lagu lama yang bahkan pernah aku nyanyikan dulu limatahun lalu saat masih bersamamu. Aku tak mengerti kenapa sekarang lagu itu benar-benar terjadi pada kita :")</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedikit mengganti lirik aku menjadi kamu, begitu juga sebaliknya. Lirik lagu ini benar-benar mewakilkan keadaan kita kan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/nhG1augOPyY?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> *sengaja videonya gelap begitu takut mualnya parah kalau denger suara abal-abal plus yang nyanyi :))</i></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-13100617341979540052013-02-12T09:20:00.000-08:002013-02-12T09:20:23.195-08:00Penghujung Malam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Rasanya otak sudah lelah merangkai kata untuk menggambarkan gerak-gerik perasaan yang selalu berlarian gelisah tak pernah bisa tenang. Mungkin lewat beberapa bait puisi -dwitasari- ini bisa mewakilkan :")</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Membunuh Masa Lalu</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mataku sembab, menangisimu</div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap kali mengingatmu</div>
<div style="text-align: justify;">
sama saja mengundang air mata membasahi pipiku</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pertemuan kita yang indah memang tak seindah cerita akhirnya</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku masih menyimpan barang pemberianmu</div>
<div style="text-align: justify;">
menyekap mereka dalam kardus agar aku tak lagi melihatnya</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bahkan aku masih memikirkanmu saat kutahu kau tak lagi memikirkanku</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Semudah itu kau datang</div>
<div style="text-align: justify;">
semudah itu kau tinggalkan</div>
<div style="text-align: justify;">
Semudah kau mengendalikan hatiku</div>
<div style="text-align: justify;">
semudah itu kau merusak dan mengobrak-abriknya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jangan tanyakan mengapa hingga saat ini aku masih merindukanmu</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengapa dalam rentan waktu tanpamu</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>aku merasa perasaanku mati seketika</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak dapat membedakan mana tangis mana tawa</div>
<div style="text-align: justify;">
mana amarah mana cinta yang membuncah</div>
<div style="text-align: justify;">
Dunia semakin terlihat gelap di mataku</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bagaimana aku bisa merasa tersiksa jika ku tahu kau bahagia bersama dia?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mustahil bagiku</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>mengosongkan otak kiri dan kananku</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>hingga tak ada lagi kamu yang mengisinya</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sulit bagiku</div>
<div style="text-align: justify;">
saat harus membunuh masa lalu</div>
<div style="text-align: justify;">
masa dimana ada kamu</div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya ada kamu </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><i><a href="http://dwitasarii.blogspot.com/" target="_blank">http://dwitasarii.blogspot.com/</a></i></div>
<div style="text-align: justify;">
....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga di penghujung malam otakku masih terpusat memikirkanmu. Bahkan ketika besok pagi aku terbangun dari tidur malam ini sosokmu selalu menetap tak mau beranjak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"selamat malam, selamat tidur kamu yang mungkin sedang memimpikan orang lain dalam tidur nyenyakmu..."</div>
<div style="text-align: justify;">
:")</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2403070468725487973.post-40287249802653548182013-02-11T01:56:00.001-08:002013-02-11T01:56:40.473-08:00Kenangan itu Kamu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Mereka terbuat dari serpihan-serpihan masa lalu. Mereka tak mampu dilupakan hingga tak berbekas. Mereka begitu lekat dalam setiap sudut mata melihat. Mereka menjadi poros saat otak kembali memutar ingatan. Mereka tak mampu terlepas dari perasaan rindu berkecamuk yang datang secara tiba-tiba. Mereka selalu hadir membuncahkan perasaan <i>absurd </i>yang sulit diterjemahkan. Mereka adalah kenangan. Kenangan itu kamu :")</div>
<div style="text-align: justify;">
...</div>
<div style="text-align: justify;">
Februari ini akhirnya sampai pada angka sebelas, ada yang istimewa? Iya dulu bagi kita, aku dan kamu. Namun mungkin angka favoritmu sekarang bukan lagi sebelas?</div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu saat semua bulan sampai pada angka sebelas selalu pesan singkatmu datang padaku di pagi hari. Beberapa kata sederhana membuncahkan hati, "selamat tanggal sebelas yaa". Namun pagi ini tak lagi sama, handphoneku tak lagi berteriak riang menerima pesan singkatmu. Tak ada lagi sapaan itu di pagi ini. Harusnya ini angka sebelas kita yang ke tujuhpuluh bulan lho :")</div>
<div style="text-align: justify;">
Entah apa kamu masih mengingat tanggal ini atau tidak, mungkin saja kamu sudah menggantinya dengan tanggal lain yang lebih istimewa bagi kalian, kamu dan dia. Sayangnya tidak begitu bagiku, masih sulit aku mencoret setiap tanggal sebelas dari ingatan. Menyadarinya hadir pada awal minggu saja perasaan 'nyesek' dan pikiran selalu diajak menyelam lebih dalam pada kenangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku masih kesulitan menghapus semua kenangan tentangmu. Aku selalu tak berhasil beranjak dari ingatan yang memutar sosokmu. Seakan aku terikat, terkunci dan tak bisa lepas dalam ingatan tentangmu. Aku tak bisa semudah kamu yang mampu dengan cepat melupakan sosok yang telah hadir selama limatahun. Aku tak bisa semudah kamu yang hanya dalam hitungan hari mampu menggeser sosokku dengan sosok seseorang yang lain. Aku tak mampu berperan menjadi seseorang yang kuat tanpamu saat sepi merasuk perasaan sangat dalam setiap saat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku lelah ketika otak dan batin berdebat tentangmu. Batinku yang tersakiti selalu minta berhenti mengingatmu namun batinku yang lain selalu memintamu kembali. Otakku yang berlogika tepat selalu minta dicukupkan memikirkanmu namun mereka tetap saja menyerah saat batin semakin berkecamuk. Mereka menyerah pada batin yang lebih berkuasa lalu meminta setiap celah otak memutar semua tentangmu bagai roll film yang tak kunjung habis.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menyakiti diriku sendiri, aku tau. Aku melukai batinku sendiri, aku paham. Namun semua saraf seakan tak mau berkompromi, ini yang terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuvS0SEjxIgBQ7vo4p_68EcDKj8zaXjZr3ajw9mJ-0V748V2-GtbxpgDUuNJ0iRX7YBSMnQtY1f2gc6euj3s6xpw9791nB6AkTxJKAU6pLUCU5oTq-fx4somTuClCM7aG2abNlwH-nFpbF/s1600/IMG_4786.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuvS0SEjxIgBQ7vo4p_68EcDKj8zaXjZr3ajw9mJ-0V748V2-GtbxpgDUuNJ0iRX7YBSMnQtY1f2gc6euj3s6xpw9791nB6AkTxJKAU6pLUCU5oTq-fx4somTuClCM7aG2abNlwH-nFpbF/s320/IMG_4786.JPG" width="267" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah ketika semua barang darimu masih berada di tempat yang sama? Aku tak mampu menyimpannya di tempat yang jauh dari sorot mataku. Aku tak mau kehilangan wujud mereka setiap aku bangun tidur. Aku tak mau kehilangan bayanganmu yang menjelma di setiap sudut kamarku. Biar saja hanya kamu yang berbeda sedang keadaan masih sama di semua sudut hari-hariku. Biar saja hanya kamu yang pergi sedang sosokmu dalam kenangan masih selalu setia menemani.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tersiksa begini iya aku sangat menyadarinya. Semua sudut setiap detik yang aku lewati itu penuh tentangmu. Kita telah menorehkan kenangan di setiap sudut jalan, setiap sudut tempat dan satu sudut ujung paling dalam di hatiku. Kita telah merangkai kenangan dalam kurun waktu tak sebentar, limatahun. Bahkan aku tak mampu mengeja tiap-tiap kenangan yang kita ciptakan dulu, terlalu banyak bahkan sangat banyak. Kita menciptakan kenangan sederhana dulu lalu mereka menari-nari di ingatanku setiap waktu. Kamu tau kalau aku begitu tersiksa begini? Setiap sudut jalan yang aku lewati itu tentangmu. Setiap sudut tempat yang aku datangi itu tentangmu. Semua penuh tentang sosokmu. Apa kamu tak lelah mengikutiku setiap hari kemanapun aku pergi? Apa bayangmu tak bisa berhenti hadir setiap aku membuka mata?</div>
<div style="text-align: justify;">
Kenangan itu tercipta selalu untuk dikenang bukan dilupakan. Aku sangat menghargai kenangan, kenapa kamu tidak?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv5kdzGQ8Ik_CGCxM7juGnxef9Zw-322uYB0lNmAzDwRrWCFnnZPSrfptHGr6wQR2BJ7XyeUwa9DZbahbJ5WmHVEpJ_ib5jDhTrcsnBSsFYrwweV3oWG-O2VX0x2n0bgncy6GS7XoRGhW7/s1600/IMG_4713.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv5kdzGQ8Ik_CGCxM7juGnxef9Zw-322uYB0lNmAzDwRrWCFnnZPSrfptHGr6wQR2BJ7XyeUwa9DZbahbJ5WmHVEpJ_ib5jDhTrcsnBSsFYrwweV3oWG-O2VX0x2n0bgncy6GS7XoRGhW7/s400/IMG_4713.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku akan tetap begini, tak akan aku mengubur kenangan tentang sosokmu. Aku akan mencoba berdamai dengan mereka, dengan kenangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Begini caraku mengenang kehangatan kita selama limatahun lalu. Begini cara perasaanku tetap mengingatmu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Selamat tanggal sebelas yaa aa'..."</div>
<div style="text-align: justify;">
:")</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>-someone understand the meaning of all this photo</i>-</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10627415000348964147noreply@blogger.com0