Laman

Sabtu, 22 Maret 2014

Bertahanlah..

Siapa yang bisa menebak alur cerita selain Sang Sutradara?
Aku tak sedikitpun bisa menebak kemana hati ini akan berpihak, lupakan atau bertahan?

Setidaknya sekarang aku tak lagi merasa terombang-ambing resah menunggu kabar, bukankah semua urusanmu sudah aku 'serahkan' pada-Nya?
Walaupun tak memungkiri kadang rindu menghampiri, ah bahkan sering. Tapi setidaknya aku tak lagi merasa lemah menahan gejolak rindu itu menjadi 'tuntutan' yang membebanimu.
Sekarang aku baik-baik saja, dengan ajaib kalimat itu bagaikan mantra ampuh yang membuatku berusaha baik-baik saja.

Kau mampir? Bukan. Tak lagi aku menganggapmu mampir 'pulang' sewaktu-waktu. Aku hanya tak ingin berharap kau akan benar-benar siap 'pulang' sekarang.
Satu hal, kalau kau belum siap untuk 'pulang' sekarang, jangan hampiri rumahmu yang kosong itu terlalu lama. Bagiku bahkan sebenarnya inginku, kau lebih lama hanya untuk sekedar 'menyapa'.
Bahwa tak mudah saat aku harus mencekik tenggorokan menahan agar semua cerita yang kusimpan tak terlalu menggebu untuk ingin kau ketahui. Harusnya aku mengerti tak lagi aku bisa menceritakan banyak cerita sedetail dulu setiap hari.

Tak mengapa, setidaknya ya lagi-lagi setidaknya untuk menghibur diri keadaan ini membuatku selalu merindukan pertemuan-pertemuan tak terduga. Mengapa? Karena aku percaya disana, dipertemuan tak terduga ada banyak tangan Tuhan bekerja..

Bertahanlah tika, semua akan baik-baik saja. Bukankah ini pilihanmu?
Bersabarlah tika, redam gejolak rindumu. Bukankah ini pilihanmu?
Menunggulah... tika bukankah ini yang selalu kau yakini?



Lucky Charms Rainbow