Laman

Rabu, 27 Februari 2013

Tentang Perasaan

Perasaan itu hal paling mendalam dan sulit diterjemahkan. Perasaan mampu berdiri sendiri dengan prinsipnya yang kadang tak di logika oleh pikiran. Perasaan adalah elemen paling jujur namun sulit diungkapkan. Mereka hanya dapat terwakilkan melalui sorot mata bukan melalui mulut yang mudah berkilah.


Aku masih ingat betul pertemuan syahdu kita saat itu. Hari menjelang petang disertai rintik hujan yang semakin deras mengawali pembicaraan kita. Awalnya aku tak mampu menatapmu, aku tak mampu menghadapkan wajahku padamu. Aku hanya takut bahwa perasaanku akan mudah tergoncang melihat sorot matamu yang tak lagi kukenal. Aku hanya takut perasaanku akan hancur menyadari sosokmu yang telah berubah sangat jauh. Aku hanya berusaha menyembunyikan gurat kekecawaan di wajahku. Aku hanya mencoba menahan air mata jatuh saat berhadapan denganmu. Aku hanya ingin menegaskan bahwa aku baik-baik saja saat itu.
Namun ketika suara serakmu yang menandakan penuh sesak dihatimu membuka percakapan kita, seketika perasaanku terusik untuk melihatmu, melihat keadaanmu memastikan bahwa kamu baik-baik saja. Perasaanku gelisah ingin melontarkan banyak pertanyaan padamu.
"Kenapa kamu kurus sekarang, apa kamu sakit?"
"Kenapa rambutmu tak lagi rapi, sudah berapa bulan kamu tak potong rambut?"
Ah...apa kamu tau saat itu perasaanku menginginkan jawaban bahwa kamu baik-baik saja?
Aku lupa apa saja yang kamu katakan padaku saat itu, seakan aku hanya terfokus pada sorot matamu yang masih sama. Iya, aku menemukan suatu kelegaan luar biasa saat mendapati sorot matamu yang tetap sama seperti saat bersamaku dulu. Hanya ragamu yang berbeda, hanya tubuhmu saja yang berbeda. Kamu masih sama, kamu masih seperti dulu yang aku kenal.
Keyakinanku yang dikuatkan oleh sorot matamu terusik saat mulutmu mengatakan bahwa kamu telah berpaling pada orang lain. Seketika batinku memberontak hebat saat kamu mengatakan itu padaku. Mereka mengerang kesakitan seakan ada banyak rantai yang membekapnya penuh sesak. Tak dapat lagi aku mampu menahan air mata yang sedari awal sudah terkumpul di penghabisan. Mataku berair, hatiku sesak. 
Dengan mudahnya kamu mengatakan itu saat aku mengajak pikiranmu terbang ke masa limatahun kita. Dengan mudahnya kamu mengatakan bahwa yang kamu rasakan padanya bukan lagi hal biasa, ini istimewa katamu. Tangisku pecah. Tubuhku lemas saat kamu mampu mengatakan itu padaku, orang yang limatahun mengisi hari-harimu. Aku merasa berada di titik paling lemah saat itu. Aku masih berusaha menjelaskan walau dengan terbata-bata tentang keadaan kita sebulan lalu. Aku memintamu kembali mengingat keputusan  kita yang belum final bagiku.
Kita tak sepaham tentang arti perpisahan saat itu. Aku ingin istirahat aku hanya butuh waktu me-refresh perasaan agar kembali seperti dulu. Aku hanya ingin menenangkan pikiran dan batin yang mengalami tekanan berbulan-bulan. Aku tak mau terlalu lama menyakitimu dengan keacuhanku padamu. Aku tak bisa melampiaskan seluruh tekanan yang aku alami saat itu dengan meluapkan emosi padamu. Aku lebih senang memendam semua dan diam dalam kesakitan yang aku rasakan sendiri. Aku tak bermaksud menyakitimu dengan perlakuanku padamu. Ini kesalahanku, ini salahku yang tak tau cara mengungkapkan tekanan batin menjadi lebih ringan. Ah tapi mungkin kamu sudah terlalu lelah bersabar dengan semua perlakuanku padamu. Mungkin kamu memang sudah bosan denganku sehingga kamu benar-benar meninggalkan lalu menemukannya.
Kita itu seperti berjalan beriringan di terowongan panjang, sudah hampir setengah jalan kita lewati lalu aku meminta waktu untuk istirahat sejenak, aku lelah. Namun kamu malah meninggalkanku lalu melanjutkan perjalanan dengan orang lain :")
Tak terlalu lama perbincangan kita karena aku merasa sangat lelah mendengar omong kosong tentang perasaanmu dengannya. Aku tak percaya sedikitpun pada mulutmu yang lincah bercerita tentang perasaanmu padanya. Aku tak yakin kamu benar-benar telah menghapus sosokku dengan sosoknya yang baru. Aku yang limatahun bersamamu mampu digantikan oleh seseorang yang baru kamu kenal? 
Kamu katakan, "aku masih sayang padamu tapi kamu tau sifat setiaku padanya". Kenapa kamu tak mampu tegas memilih antara aku dan dia? Kenapa kamu masih ragu memilih? Aku sangat tau kamu bukan orang yang tega menyakiti seseorang namun kenapa kamu tega menyakiti orang yang selama limatahun menemanimu sedang menyakiti orang yang baru beberapa minggu kamu kenal kamu tak mampu? Kamu katakan berkali-kali padaku bahwa ini masalah hati yang telah menyayangi orang lain. Namun kenapa sorot matamu tak bisa bekerja sama dengan mulutmu? Kenapa sorot matamu masih menatapku hangat? Kenapa sorot matamu mengartikan bahwa kamu seperti menemukan kerinduan yang beberapa bulan ini tak kamu temukan? Kenapa sorot matamu masih berair saat menatapku? Kenapa sorot matamu tak pandai berbohong?
Saat aku sudah tak tahan dengan perasaan yang berkecamuk mendengar kenyataan bahwa dia benar-benar hadir di antara kita aku memutuskan pergi dari hadapanmu. Aku lelah. Aku lemah. Aku sakit sekali sampai tak ada hal yang mampu mengutarakan betapa perih luka yang baru saja kamu buat. Aku menyukupkan perbincangan kita dan pergi namun kenapa tanganmu masih erat menahanku sangat kuat? Kenapa tanganmu bersikeras menyuruhku bertahan dan tak beranjak? Masih mampu kamu mengatakan telah menyayangi dia sepenuhnya bukan aku lagi? Reflekmu menahanku tak bisa kamu bantah bahwa kamu masih sangat membutuhkanku kan?
Ah tapi sudahlah.. Aku lelah. Aku sangat lelah menerka-nerka perasaanmu yang terdalam saat ini. Aku hanya kecewa luar biasa denganmu. Aku tak mengerti hingga detik ini kenapa kamu mampu begini. Mampu melupakan aku dengan sangat cepat? Mampu menghapus 'kita' dengan sangat mudah. Mengapa dia mesti hadir di antara kita? Mengapa dia mesti hadir di waktu yang tak tepat? Di saat kita hanya butuh waktu untuk masing-masing sendiri dan saling introspeksi.
Bukankah sebenarnya kita masih saling membutuhkan? Bukankah kita masih saling menyimpan rasa yang begitu kuat dan dalam? Bukankah kita seharusnya masih bisa memperbaiki pondasi kebersamaan kita? Tapi ini yang terjadi, ini sudah terjadi. Dia terlanjur hadir terlalu cepat. Dan kamu tak terlalu kuat untuk yakin pada cintamu sendiri.

Menjelaskan perasaan yang absurd seperti ini sangat sulit. Kata yang sudah terkumpul belum tentu mampu mengungkapkan. Perasaan hanya ingin menyampaikan permintaan bahwa ia juga ingin dihargai. Bahwa aku ingin kamu dan perempuan yang ada di sampingmu saat ini mengerti perasaanku. Tak sulit kan kalau hanya mengerti perasaan? Mengerti belum tentu akan memahami arti menghargai perasaan. Tapi apa kamu tau aku saja mampu menghargai perasaan perempuan barumu itu? Aku tak mengusik hidupnya hingga detik ini. Aku tak mengganggu hari-harinya walaupun dari awal aku menyadari kehadirannya. Aku mampu menahan perasaan untuk tetap menghargai perasaannya kan? Setidaknya untuk saling mengerti posisi masing-masing saat ini. Siapa yang pendatang, siapa yang lebih dulu. Tapi masih saja kamu bilang aku tak lagi berperasaan dan tak punya hati? Kalau saja aku tak berperasaan mungkin saja aku akan lebih mudah melupakanmu. Kalau saja aku tak berperasaan mungkin saja aku tak akan terpuruk sedalam dan sejauh ini. Kalau saja aku tak berperasaan mungkin sejak awal aku akan menyimpan benci padamu dan perempuan barumu. Sayangnya hingga detik ini aku masih saja menganggapmu sangat baik dan tak pernah sedetikpun aku mampu membencimu. Begitu juga dengan perempuan barumu tak akan mampu aku memandang sinis padanya lalu melontarkan kalimat yang menyakiti hatinya. Kamu tau betul siapa aku. Memang terkadang apa yang kita lakukan tak selalu mendapatkan balasan yang sama. Aku menghargai perasaannya tapi kamu dan dia tak bisa sebaliknya melakukan itu padaku. 
Terkadang aku ingin menjadi orang yang tak berperasaan yang dengan mudah membenci. Lalu dengan begitu aku akan sangat lancar mengucapkan kata perpisahan hingga seketika aku mampu melupakanmu. Ah sayangnya aku tak mampu begitu.
Bahwa sederhana saja kalau seandainya kalian bisa sedikit memahami perasaanku mungkin saja aku tak akan terpuruk lebih jauh begini. Aku hanya sedang berjuang melupakan, berjuang menyembuhkan luka sendirian. Kalau kalian tak bisa membantu menolong keterpurukanku setidaknya dengan tetap menghargai perasaanku keadaanku tak lebih jauh jatuh dalam keterpurukan seperti ini.
Ah tapi sudahlah aku lelah.. Kalimat itu yang selalu mampu mewakilkan saat rasa lelah karena sesaknya perasaan sudah tak bisa di kompromi lagi. Iya biarlah ini berjalan. Biarlah kita tetap berjalan tetap di terowongan panjang dengan jalan yang mulai terbelah pada ujungnya. Hingga akhirnya kita memilih masing-masing jalan yang memaksa kita berpisah. Kamu berjalan dengannya berdua. Sedangkan aku sendirian dalam gelap dengan penutup mata yang tak pernah mau kubuka, aku takut menyadari bahwa kamu tak lagi berjalan disampingku..


Senin, 18 Februari 2013

Menikmati Kesakitan

Aku telah bersahabat dengan sepi
kesepian di tengah keramaian
Aku telah terbiasa dengan hampa
kekosongan di tengah perkumpulan
Aku telah merangkul hangat luka
kesakitan terdalam perasaan

Aku telah berhasil jadi yang kau mau
menjadi seorang pesakitan
Aku seperti seorang psikopat
yang kehilangan obat

Tiap hari seakan aku menjadi seorang aktris
aku memerankan senyum di balik getir, kau tau?
Tiap saat aku seakan menjadi seorang pembual
ketika mengatakan semua baik padahal tidak, kau tau?

Aku lelah..
Sangat lelah, apa kau paham?

Tak peduli bagiku
bagaimanapun usahamu terus menoreh luka
Aku telah terbiasa
Aku sangat menikmati kesakitan ini
Aku seakan mati rasa

Tak penting lagi bagiku
apapun yang kau lakukan dengannya
Untukku kalian bersandiwara bahagia

Apa yang sedang terpikirkan olehmu sekarang?
Aku berubah?
Aku jahat?
Aku tak berperasaan?
Keadaan memaksaku begini
Keadaan pula yang memaksamu berpikir begitu

Maafkan aku
aku terlalu menikmati kesakitan ini

 

*di tulis saat badan sedang sangat manja dan berharap ada pesan singkat menanyakan keadaanku darimu, sesederhana itu saja seharusnya kebahagiaanku malam ini*


Jumat, 15 Februari 2013

Terwakilkan Lirik

Entah mengapa seorang pencipta lagu mampu menuliskan lirik lagu yang bisa membawa emosi setiap orang yang mendengarnya. Namun mungkin hanya di beberapa keadaan yang sama saja yaa...
Dalam keadaan labil begini rasanya semua lirik lagu melow itu jleb semua :")
Kalau di urutin playlistnya mungkin begini :
1. Harus Terpisah -CAKRA KHAN-
2. Butiran Debu -RUMOR-
3. Mimpi Besarku -RINNI-
4. Demi Waktu -UNGU-
5. Aku Yang Tersakiti -JUDIKA-
6. Cinta Tak Mungkin Berhenti -TANGGA-
7. Tak Jodoh -T2-
Dari segelintir lagu-lagu itu mungkin masih banyak lagu lain yang lebih jleb? Monggo direkomendasikan :")

Dari beberapa lagu itu ada satu lagu yang bisa mewakilkan keadaan yang terjadi. Lagu lama yang bahkan pernah aku nyanyikan dulu limatahun lalu saat masih bersamamu. Aku tak mengerti kenapa sekarang lagu itu benar-benar terjadi pada kita :")
Sedikit mengganti lirik aku menjadi kamu, begitu juga sebaliknya. Lirik lagu ini benar-benar mewakilkan keadaan kita kan?


 *sengaja videonya gelap begitu takut mualnya parah kalau denger suara abal-abal plus yang nyanyi :))

Selasa, 12 Februari 2013

Penghujung Malam

Rasanya otak sudah lelah merangkai kata untuk menggambarkan gerak-gerik perasaan yang selalu berlarian gelisah tak pernah bisa tenang. Mungkin lewat beberapa bait puisi -dwitasari- ini bisa mewakilkan :")

...

Membunuh Masa Lalu

Mataku sembab, menangisimu
Setiap kali mengingatmu
sama saja mengundang air mata membasahi pipiku
Pertemuan kita yang indah memang tak seindah cerita akhirnya

Aku masih menyimpan barang pemberianmu
menyekap mereka dalam kardus agar aku tak lagi melihatnya
Bahkan aku masih memikirkanmu saat kutahu kau tak lagi memikirkanku
Semudah itu kau datang
semudah itu kau tinggalkan
Semudah kau mengendalikan hatiku
semudah itu kau merusak dan mengobrak-abriknya

Jangan tanyakan mengapa hingga saat ini aku masih merindukanmu
Mengapa dalam rentan waktu tanpamu
aku merasa perasaanku mati seketika
Aku tak dapat membedakan mana tangis mana tawa
mana amarah mana cinta yang membuncah
Dunia semakin terlihat gelap di mataku

Bagaimana aku bisa merasa tersiksa jika ku tahu kau bahagia bersama dia?
Mustahil bagiku
mengosongkan otak kiri dan kananku
hingga tak ada lagi kamu yang mengisinya
Sulit bagiku
saat harus membunuh masa lalu
masa dimana ada kamu
Hanya ada kamu
....

Hingga di penghujung malam otakku masih terpusat memikirkanmu. Bahkan ketika besok pagi aku terbangun dari tidur malam ini sosokmu selalu menetap tak mau beranjak.

"selamat malam, selamat tidur kamu yang mungkin sedang memimpikan orang lain dalam tidur nyenyakmu..."
:")

Senin, 11 Februari 2013

Kenangan itu Kamu

Mereka terbuat dari serpihan-serpihan masa lalu. Mereka tak mampu dilupakan hingga tak berbekas. Mereka begitu lekat dalam setiap sudut mata melihat. Mereka menjadi poros saat otak kembali memutar ingatan. Mereka tak mampu terlepas dari perasaan rindu berkecamuk yang datang secara tiba-tiba. Mereka selalu hadir membuncahkan perasaan absurd yang sulit diterjemahkan. Mereka adalah kenangan. Kenangan itu kamu :")
...
Februari ini akhirnya sampai pada angka sebelas, ada yang istimewa? Iya dulu bagi kita, aku dan kamu. Namun mungkin angka favoritmu sekarang bukan lagi sebelas?
Dulu saat semua bulan sampai pada angka sebelas selalu pesan singkatmu datang padaku di pagi hari. Beberapa kata sederhana membuncahkan hati, "selamat tanggal sebelas yaa". Namun pagi ini tak lagi sama, handphoneku tak lagi berteriak riang menerima pesan singkatmu. Tak ada lagi sapaan itu di pagi ini. Harusnya ini angka sebelas kita yang ke tujuhpuluh bulan lho :")
Entah apa kamu masih mengingat tanggal ini atau tidak, mungkin saja kamu sudah menggantinya dengan tanggal lain yang lebih istimewa bagi kalian, kamu dan dia. Sayangnya tidak begitu bagiku, masih sulit aku mencoret setiap tanggal sebelas dari ingatan. Menyadarinya hadir pada awal minggu saja perasaan 'nyesek' dan pikiran selalu diajak menyelam lebih dalam pada kenangan.
Aku masih kesulitan menghapus semua kenangan tentangmu. Aku selalu tak berhasil beranjak dari ingatan yang memutar sosokmu. Seakan aku terikat, terkunci dan tak bisa lepas dalam ingatan tentangmu. Aku tak bisa semudah kamu yang mampu dengan cepat melupakan sosok yang telah hadir selama limatahun. Aku tak bisa semudah kamu yang hanya dalam hitungan hari mampu menggeser sosokku dengan sosok seseorang yang lain. Aku tak mampu berperan menjadi seseorang yang kuat tanpamu saat sepi merasuk perasaan sangat dalam setiap saat.
Aku lelah ketika otak dan batin berdebat tentangmu. Batinku yang tersakiti selalu minta berhenti mengingatmu namun batinku yang lain selalu memintamu kembali. Otakku yang berlogika tepat selalu minta dicukupkan memikirkanmu namun mereka tetap saja menyerah saat batin semakin berkecamuk. Mereka menyerah pada batin yang lebih berkuasa lalu meminta setiap celah otak memutar semua tentangmu bagai roll film yang tak kunjung habis.
Aku menyakiti diriku sendiri, aku tau. Aku melukai batinku sendiri, aku paham. Namun semua saraf seakan tak mau berkompromi, ini yang terjadi.

 Salah ketika semua barang darimu masih berada di tempat yang sama? Aku tak mampu menyimpannya di tempat yang jauh dari sorot mataku. Aku tak mau kehilangan wujud mereka setiap aku bangun tidur. Aku tak mau kehilangan bayanganmu yang menjelma di setiap sudut kamarku. Biar saja hanya kamu yang berbeda sedang keadaan masih sama di semua sudut hari-hariku. Biar saja hanya kamu yang pergi sedang sosokmu dalam kenangan masih selalu setia menemani.
Aku tersiksa begini iya aku sangat menyadarinya. Semua sudut setiap detik yang aku lewati itu penuh tentangmu. Kita telah menorehkan kenangan di setiap sudut jalan, setiap sudut tempat dan satu sudut ujung paling dalam di hatiku. Kita telah merangkai kenangan dalam kurun waktu tak sebentar, limatahun. Bahkan aku tak mampu mengeja tiap-tiap kenangan yang kita ciptakan dulu, terlalu banyak bahkan sangat banyak. Kita menciptakan kenangan sederhana dulu lalu mereka menari-nari di ingatanku setiap waktu. Kamu tau kalau aku begitu tersiksa begini? Setiap sudut jalan yang aku lewati itu tentangmu. Setiap sudut tempat yang aku datangi itu tentangmu. Semua penuh tentang sosokmu. Apa kamu tak lelah mengikutiku setiap hari kemanapun aku pergi? Apa bayangmu tak bisa berhenti hadir setiap aku membuka mata?
Kenangan itu tercipta selalu untuk dikenang bukan dilupakan. Aku sangat menghargai kenangan, kenapa kamu tidak?


Aku akan tetap begini, tak akan aku mengubur kenangan tentang sosokmu. Aku akan mencoba berdamai dengan mereka, dengan kenangan.
Begini caraku mengenang kehangatan kita selama limatahun lalu. Begini cara perasaanku tetap mengingatmu.

"Selamat tanggal sebelas yaa aa'..."
:")

-someone understand the meaning of all this photo-

Sabtu, 09 Februari 2013

Mengartikan Malam Minggu

Malam ini malam Minggu. Iya, lalu knapa bukankah diantara kita tak ada yang mengistimewakannya dari dulu?
 ....
Melewati jalan malam ini penuh lalu lalang orang tepatnya pasangan muda. Tiap sudut sepanjang jalan yang terlihat pasangan muda berbincang hangat. Ini harinya pasangan muda di akhir minggu begitu ?
Sempat terlintas pertanyaan apakah hal seperti ini yang kamu rindukan saat bersamaku? Lalu aku seakan menemukan jawaban bahwa mungkin kamu sudah menemukan hal itu dengan orang lain.
Salahkah kalau gaya hubungan kita tak seperti pasangan muda umumnya? Kamu lelah dengan keadaan aneh bagi sebagian orang ini selama bertahun-tahun? Kamu ingin seperti pasangan muda lainnya?
Ini keterbasanku tak mampu seperti mereka. Kamu tau sangat tau kan :)
Apakah selama ini tak menyenangkan hubungan kita? Terasa hambar semua selama limatahun?
Banyak pertanyaan yang ingin aku lontarkan padamu tentang arti malam minggu. Tapi seakan semua pertanyaan itu menemukan jawabannya masing-masing sendiri dengan kata 'mungkin'.
Iya mungkin saja malam minggumu kali ini terasa lebih menyenangkan? Mungkin saja malam minggumu kali ini seperti pasangan muda lainnya? Mungkin saja malam minggumu kali ini kau habiskan waktu dengannya? Mungkin saja kamu dan dia sangat mengistimewakan malam minggu? Iya kamu dan dia. Ini bukan tentang kita yang dulu karna kamu berbeda. Kamu tak sama seperti dulu...
Pada akhirnya mungkin kamu sekarang merasakan menjadi 'pasangan muda' seperti yang lain :")
Maafkan atas keterbatasanku. Maafkan atas hubungan hambar kita. Maafkan atas rasa sabarmu yang belum terbalas hingga akhirnya kamu pergi :")


Maafkan atas limatahunmu bersamaku. Mengartikan malam minggu tak lebih dalam daripada mengartikan malam-malam limatahunmu bersamaku :")

Sesederhana Rindu

Rindu. Sesederhana itu sebenarnya mengartikan kata 'nyesek' beberapa hari ini. Dan semakin menjadi ketika mencari obat yang salah, membaca folder sms lama misalnya :")
Rindu yang tak mengerti bagaimana mulanya selalu datang tiba-tiba terbiasa menyebutnya 'kumat'. Merindukan sosokmu yang dulu, apa salah? Merindukan handphone bergetar menanyakan keadaanku darimu, apa salah? Salah merindukanmu yang mungkin tak lagi memikirkanku?
Keterbatasanku tak mampu mengendalikan rindu yang bergejolak lalu memberanikan menyapamu beberapa kata lewat pesan singkat. Lalu berdebar menunggu balasanmu yang sudah pasti ku duga tak akan melegakan namun menyakitkan. Iya bodohnya aku tak bisa mengobati tuntas segala 'nyesek' berkepanjangan ini dengan cepat. Apa kamu tau bahwa aku sangat berjuang menjalani semua proses panjang ini?
Mungkin tak akan separah ini 'nyesek'nya kalau kamu merasakan hal yang sama dalam keadaan yang sama. Aku sendiri sedang kamu berdua. Aku sepi sedang kamu bersamanya. Betapa setiap merindu saat merasa sangat sepi yang terbayang adalah kamu bersamanya, kamu merindukannya. Betapa saat handphone tak pernah bersuara yang terbayang adalah handphonemu yang penuh dengan kabarnya bukan aku. Coba sedikit rasakan? Adil? :")
Aku tau dan sangat paham ini bahwa saat aku begini aku sedang mengorek luka yang berkali-kali kau buat jadi semakin membusuk. Tapi seakan aku mati rasa mungkin karena telah terbiasa dengan luka?
Aku hanya rindu. Sesederhana itu. Aku lelah bahkan sangat lelah begini, aku tak mengerti cara mengobati. Aku masih di kubangan yang sama. Kubangan kebodohan dan tak mau beranjak. Menyadari susah payah kamu memaksaku melupakanmu dengan cara menyakiti berkali-kali tapi tak berhasil. Aku mati rasa. Aku terbiasa. Aku cuma rindu sosokmu yang dulu, seperti dulu cuma itu mengertilah :")
 


Senin, 04 Februari 2013

Semacam 'PLEK'

Lagi sering baca tulisan di blog http://dwitasarii.blogspot.com/ yang sebelumnya cuma baca twit-twit si mbaknyah ini.
Banyak yang tau deh tulisan si mbaknyah ini emang ngena banget entah kenapa kok bisa yaa -__-
Salah satunya ada yang ngena sampai 'plek' (red : mirip) sama yang aku rasain, bedanya cuma itungan waktunya itu aja, hehe :")
Ini niiih : http://dwitasarii.blogspot.com/2012/05/seminggu-setelah-kepergianmu.html

Minggu, 03 Februari 2013

Cara Allah :")

                                         nikeenukovic.tumblr.com

Ketika seorang teman mengirim pesan singkat penutup malam : la tahzan innallaha ma'ana "jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita"
Iyaa begitu sayangnya Allah menemani kita dalam keadaan sekuat apapun bahkan saat selemah apapun itu. Allah punya cara sendiri 'menemani' hamba-Nya. Bagiku ini juga cara Allah :")
Mungkin Allah sedang menegur dengan cara yang sangat begitu halus. Mungkin Allah ingin aku lebih dalam jatuh dalam peluk-Nya? Dan mungkin Allah memang ingin mendekapku sangat dalam tak hanya merangkul tapi menarikku jatuh dalam sujud-Nya?
Allah begitu lembut teguran-Mu untukku :")
Setiap hari bertemu Allah tapi hanya bertatap sekilas, mungkin sekarang Allah ingin aku menatap-Nya lama, berbincang lama saat hati membuncah sampai teduh?
Ah manusia ... begitu saat lemah baru mengingat-Mu begitu dalam Allah?
Teringat sebuah cerita seorang mandor bangunan yang berada di lantai atas sedang anak buahnya berada di bawah, si mandor ingin memerintah anak buahnya itu dengan memanggilnya namun si pekerja tak mendengarnya berulang kali. Lalu si mandor melempar kerikil dari atas mengenai tepat di kepala si pekerja agar dia mendengarkan perintah si mandor. Begitu merasakan sakit di jatuhi kerikil barulah si pekerja itu menengadah ke atas mendengarkan perintah si mandor.
Mungkin Allah juga melakukan hal yang sama menjatuhkan 'kerikil' agar aku merasakan sakit hanya untuk menengadah ke atas mengingat-Nya? Bahwa ada yang ingin di bincangkan oleh-Mu Allah? Sungguh halus teguran-Mu :")
Allah maha membolak-balikkan perasaan manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatunya. Termasuk saat aku berulang kali mengeluh, "Ah Allah aku sudah lelah sangat lelah. Kapan sih giliranku? Aku juga pengen seneng lho"
Aku yakin Allah tau betapa lelahnya aku dengan ini semua betapa lemahnya aku dengan keadaan ini. Tapi seakan Allah ingin melihat perjuanganku untuk tetap kuat karena Dia mengetahui titik paling lemahku? Iyaa pasti begitu :")
Pintaku selalu, "Kalau Engkau ingin melihat perjuanganku lebih jauh dalam keadaan ini Allah, aku mohon berikan beribu kali kekuatan itu padaku dan peluk aku lebih dalam lagi Allah" :)
Sungguh Allah Maha Adil :")

Sabtu, 02 Februari 2013

Allah Maha Adil

Ini untuk kesekian kalinya melow kesekian kalinya nyesek kesekian kalinya sakit dan tak bisa diungkapkan sebesar apa rasa kecewa :")
Masalah alamiah yang umum sebenarnya tapi tak menjadi biasa ketika sudah lama berjalan dalam hitungan tahun dan berharap dalam angan indah. Tak akan kok mengungkapkan disini kenapa bisa terjadi siapa yang salah siapa yang tersakiti siapa yang menyakiti. Hanya ingin menguatkan diri sendiri bahwa kuat ku itu akan terus bertahan sampai Allah menunjukkan keadilannya. Keyakinan bahwa Allah itu Maha Adil sungguh pasti. "Allah akan memeluk yang lemah dan menegur yang menyakiti dengan cara-Nya"
Sungguh tak terbesit sedikitpun doa "balas kelakuannya Allah" melainkan "sadarkan dia Allah,kembalikan dia seperti dulu yang baik bahkan sangat baik"
Keyakinan apa entah yang meyakinkan bahwa dia masih sama hatinya sesungguhnya masih sama seperti dulu hanya saja mungkin keadaan yang memaksanya berubah jauh. Sangat berubah berbeda.
Allah Maha Adil se adil-adilnya :)
Allah akan membahagiakan semua dalam kesempatan waktu masing-masing. Mungkin saatnya dia yang bahagia sedang aku begini. Tapi yakin kok kalau Allah akan membahagiakan aku juga nanti.
Doanya sekarang : "Allah dekatkanlah jika dia memang jodohku sadarkanlah dia kembalikanlah dia seperti dulu yang baik sangat baik,namun kalau dia bukan jodohku jauhkanlah dia dari ingatanku dari perasaan dalam hatiku. Sesungguhnya Allah yang Maha Adil se adil-adilnya yang berkehendak membolak-balikan perasaan manusia ... "
:")

Lucky Charms Rainbow