Laman

Kamis, 01 Agustus 2013

Untukmu Perempuan Baru

Masih saja aku menyebutmu perempuan baru, padahal sudah lama aku menyadari kehadiranmu. Sebutan perempuan baru mungkin saja menyakitimu, aku tau. Bagiku kamu memang baru, orang baru yang datang 'tiba-tiba'. Orang baru yang aku kira tak sepenuhnya paham tentang orang yang kamu miliki saat ini dibanding aku, aku lebih dulu. Milikmu saat ini pun milikku dulu.
Aku yakin aku pasti menyakitimu. Padahal tak pernah sekalipun kamu mengenalku. Mungkin tak pernah sedikitpun juga kamu mencari tau tentangku. Beda denganku, aku selalu berusaha mencari tau tentangmu. Mencari tau tentang orang yang menggantikan posisiku memilikinya.
Ah seharusnya aku tak perlu mencari tau tentangmu, seharusnya aku sudah paham bagaimana kamu. Tentu kamu orang yang sangat baik, tak mungkin dia salah memilih orang yang menggantikanku.
Ah seharusnya aku tak perlu mencari tau tentangmu, bahkan aku tau hal ini akan meremukkan perasaanku, meninggikan iri di hatiku karna melihat kebahagiaanmu dengan dia, milikku.

Maafkan aku yang seringkali menyebutmu sebagai alasan air mata. 
Maafkan aku yang seringkali menyudutkanmu sebagai orang baru yang 'merebut' bahagia milikku.
Maafkan aku yang seringkali menyalahkan kehadiranmu yang terlalu cepat menggantikan posisiku.

Rasanya semua terlalu cepat, kehadiranmu terlalu cepat. Kamu tau? Aku hanya butuh waktu istirahat, aku lengah menjaga milikku. Lalu kamu datang dengan cepat mampu menggeser aku dalam hari-harinya. Rasanya tak sedikitpun bisa aku percaya, aku limatahun bersamanya mampu digantikan olehmu yang baru dalam hitungan minggu dikenalnya?
Rasanya sulit aku pahami dia orang yang begitu aku kenal baik, yang tak pernah sedikitpun membalikkan hatinya untuk orang lain mampu begini? Meninggalkanku di tengah perjalanan kami saat aku lelah butuh istirahat. Dia mampu melupakanku dengan cepat lalu menemukanmu?

Aku yakin kehadiranku mengusik bahagiamu. Walaupun sekuat hati aku menahan perasaan ego-ku untuk tak mengganggumu, tak mengusik hari-harimu dengan menghubungimu seakan memperkenalkan bahwa masih ada aku. Seakan ingin kamu tau bahwa perasaanku remuk karna kamu. Maafkan betapa egoisnya aku :(

Perlu kamu tau bahwa aku pernah berjuang melupakan dia, menganggap kalian tak berperasaan tak menghargai perasaanku agar aku membenci kalian lalu dengan mudah aku melewati hari-hari tanpa terusik kebahagiaanmu dengannya. Tapi semuanya gagal, berbulan-bulan aku berjuang melupakan semua, berbulan-bulan aku memupuk benci untuk kalian. Di titik paling akhir saat lelah berjuang melupakan dia, berusaha membenci kalian, aku pasrah. Aku tak mampu melawan perasaanku sendiri. Aku tak mampu membohongi hatiku sendiri. Dia sudah begitu lekat di hatiku, semua tentang dia sudah begitu dalam masuk sel-sel syaraf otakku. Aku tak mampu melupakan dia lalu menggantinya dengan seseorang yang baru. Aku tak mampu sepertimu yang mungkin bisa dengan mudah berpindah dari satu hubungan ke hubungan yang lain hanya dalam hitungan minggu?
Dan aku juga tak cukup mampu membencimu. Apa salahmu? Kamu hanya datang tanpa berencana menyakitiku. Lalu dengan alasan apa lagi aku harus membencimu? Bukankah kehadiranmu sudah menjadi jalan skenario milik-Nya tak ada hal yang kebetulan. Lalu sekarang dengan alasan apalagi aku harus memaksa perasaanku membencimu? Aku tak punya banyak alasan untuk membencimu. Walaupun kadang saat ego sedang berada di puncak, saat iri menguasai perasaan, aku ingin membencimu, menyalahkanmu, memaksamu paham dan mengerti perasaanku. Tapi satu hal yang sangat aku mengerti bahwa membencimu tak akan mengobati luka sedikitpun.

Terkadang aku ingin memaksamu menghargai perasaanku, memaksamu paham seluruh sesak di hatiku. Aku ingin tak lagi sedikitpun mempedulikan perasaanmu, aku ingin kamu mengembalikan milikku padaku, seakan aku ingin bilang, "tugasmu sudah selesai menjaga milikku saat aku lengah dulu, sekarang kembalikan dia padaku...". Aku egois kan? Aku juga cuma perempuan biasa sama sepertimu. Ingin bahagia sepenuhnya tanpa terusik dengan kehadiran siapapun.

Kenapa harus begini cara aku mengenalmu? Seharusnya aku mungkin bisa mengenalmu dengan baik tidak dengan cara seperti ini. Kenapa aku harus menyimpan rasa sesak mengetahui segala hal tentangmu yang bahagia karna dia? Aku sungguh tak ingin menyakitimu :(

Aku tak mampu sepertimu. Tapi belum tentu kamu juga mampu sepertiku.
Aku tak tau bagaimana rasanya berada diposisimu sepertimu yang juga tak tau bagaimana rasanya ada di posisiku.
Aku tak paham betapa sakitnya perasaanmu karna aku, sama sepertimu yang tak mungkin paham sakitnya  perasaanku karnamu.
Aku hanya tau bahwa kamu ingin bahagia tanpa terusik olehku, begitu juga aku ingin sepenuhnya bahagia tanpa sedikitpun terusik olehmu.

Aku tak cukup berani menemuimu berbicara padamu tentang seluruh perasaanku, mengucapkan maaf atas semua salahku padamu. Maafkan aku, aku yakin semua yang aku lakukan mengusik bahagiamu. Saat ini sampai entah kapan nanti, aku hanya sedang memperjuangkan bahagiaku sendiri yang mungkin salah menurutmu...

Biarkan ini berjalan... Kamu tetap baik menurutku karna orang yang dia pilih menggantikanku pasti lebih baik dari aku. Kamu pasti lebih bisa membahagiakan dia dengan banyak hal lebih dari aku. Bagiku saat ini aku sedang memperpanjang tugasmu untuk menjaga milikku. Tapi jika kamu tak lagi mampu ijinkan dia pulang kembali padaku.. Aku rumahnya, segera ijinkan dia pulang...

Aku akan tetap memperjuangkan bahagiaku sendiri...

Untukmu perempuan baru, maafkan aku...
Semoga Allah melembutkan perasaanmu untuk memaafkan seluruh salahku padamu...


-kesalahan besar sebenarnya menyebut dia adalah milikku, bahwa dia bukan milikku juga bukan milikku, belum ada yang berhak memilikinya, biar Allah yang mengatur, Allah sutradara hidup, Allah Maha Membolak-balikkan Perasaan manusia, hanya Allah juga yang tau bagaimana cara menguatkanmu karna tersakiti olehku, begitu juga aku..-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lucky Charms Rainbow