Laman

Minggu, 24 November 2013

cukup

Benar ketika mencari tau sama dengan mencari luka.
Tapi ternyata tak sengaja tau sama dengan dapati luka-luka.
Berapa ratus kalimat bercerita tentang luka yang tak kunjung sembuh.
Berapa kali mulut berbusa meracau tentang luka yang tak temui obatnya. cukup.

Tak lagi menyentuh kata menunggu.
Jika tak ada lagi yang harus ku tunggu. cukup.

Aku terbuai dengan penerimaan yang kau sebut proses.
Mungkin aku terlalu menikmati prosesmu dalam sakit yang kau anggap wajar.
Sedang kau tak ijinkan aku menuntut prosesmu dipercepat.
Hanya demi membebaskan ku dari seluruh rasa sakit ini.
Aku tak mau lagi terbodohi berkali-kali oleh bualan janji.
Janji yang lagi-lagi hanya harapan yang kau sebut proses. cukup.

Pernahkah kau ingin menjelaskan banyak hal sebagai bukti bahwa kau tak gila?
Iya. Aku sering. Bahkan setiap saat ketika banyak orang bertanya mengapa aku tetap begini.
Menunggu kepulangan. Tak mampu menjelaskan.
Hanya karna tak mau melanggar janji untuk menyimpan rapat rencana yang kau sebut proses.
Hanya karna tak mau menjadi penghalang prosesmu.
Betapa aku harus menikam perasaan ego pada seluruh tanya dari semua orang.
Mengatakan, "aku tak gila, percayalah dia berjanji akan pulang"
Betapa aku harus menahan ego pada komentar tentang kabahagiaan barumu.
Mengatakan, "sandiwara, percayalah dia berjanji akan pulang"
Aku tak gila. Aku menyimpannya. Demi prosesmu.
cukup.

Taukah bahwa kau meninggalkan rumah.
Rumah yang sempat kau kunjungi, lalu pergi.
Bahwa kau berjanji akan pulang.
Taukah bahwa rumahmu tak pernah beranjak pergi.
Menunggu pemiliknya penuhi janji.
Taukah bahwa rumahmu sekuat usahanya tetap bertahan tak goyah termakan waktu.
Berkali-kali sendiri menjaga rumahmu, yang kau dan aku bangun.
Padahal tak sedikitpun ku ingat kau sekedar bertanya tentang rumahmu.
Mungkin kau lupa. Karna kau temukan rumah baru yang ku sebut persinggahan.
Aku anggap kau bodoh jika memilih tetap pulang pada rumah yang tak lebih sempurna dari persinggahanmu.
Bukankah sedikit orang yang mau kembali pada akarnya ketika mencapai puncak?
Iya. Aku paham. cukup.

Mungkin kau juga lupa tentang janjimu.
Segampang berdalih bahwa Tuhan adalah sutradara hidup.
Aku paham.
Semudah kau katakan tak pernah ada janji.
Menyuruhku berjalan pada skenario Tuhan.
Aku paham.
Tapi aku tak lupa ingatan.
Aku hanya memintamu membuktikan seluruh omonganmu.
Membuktikan bahwa kau bukan pembual.
Tapi aku lupa satu hal. Bahwa kau laki-laki.
cukup.

Tak lagi aku mau peduli tentangmu.
Juga persinggahanmu.
Aku hanya ingin tinggal dalam rumahku tanpa terusik olehmu.
Aku tak percaya lagi kau akan pulang.
Percayalah persinggahanmu lebih sempurna.
Bahwa rumahmu hanya seperti rongsokan yang dulu sempat kau tinggali.
Aku hanya ingin tanpamu.
Aku hanya ingin tanpamu.
Aku hanya ingin tanpamu.
Menikmati sakit yang kau tinggalkan. cukup.



00 : 42 WIB
H-1 setahun harusnya aku melupakanmu. Peringatan yang tak perlu diperingati. Hari yang tak perlu diingat.

Minggu, 06 Oktober 2013

lagu siapa?

Searching soundcloud nemu musikalisasi puisi yang 'ngena' banget..
Entah backsoundnya yang pas atau perasaan yang lagi nyesek-nyeseknya. Tapi emang backsoundnya bagus banget, ga tau ini lagu siapa sebenernya :'c

ini linknya, selamat mendengarkan :"
https://soundcloud.com/deden-encib-music

Jumat, 04 Oktober 2013

what should i write?

Rasanya udah lama ga ngeblog, ga ada hasrat sama sekali buat ngeblog, ga tau juga sebenernya ini apa yang mau ditulis~

Padahal ada banyak cerita yang terlalui beberapa minggu ini, masih ada banyak hal yang tersimpan rapi di singgasananya, masih banyak bahan celoteh tentang harap yang belum terwujud. Bahkan masih ada luka yang sengaja terabaikan hingga makin membusuk.

Bodohnya masih terbesit kata menerima dan memaafkan karena semua luka yang tak terobati sedikitpun.
Bodohnya lagi masih ada kata rindu yang membuatku menunggu untuk tetap mempercayai semua tentangmu.

Terlalu bodohkah aku? Atau terlalu berartikah kamu untuk pergi dari seluruh memori otakku?

what should i write? then, what should i do?


Jumat, 02 Agustus 2013

:"

Aku butuh pundak saat lelah begitu dalam..
Aku butuh peluk saat seluruh air mata tak lagi mampu mengungkapkan begitu beratnya ini..
Aku butuh kamu, butuh kamu lagi..
Kamu..
Rasanyaaa..
Ah aku lelah sangat lelah..
Aku butuh kamu..
Pulanglah segera, secepat mungkin semampumu..
Pulanglah segera, temui aku..
Pulanglah, aku mohon pulanglah..


*tulisan entah apa ini, sedang sangat kacau, kacau sekali~

Kamis, 01 Agustus 2013

Untukmu Perempuan Baru

Masih saja aku menyebutmu perempuan baru, padahal sudah lama aku menyadari kehadiranmu. Sebutan perempuan baru mungkin saja menyakitimu, aku tau. Bagiku kamu memang baru, orang baru yang datang 'tiba-tiba'. Orang baru yang aku kira tak sepenuhnya paham tentang orang yang kamu miliki saat ini dibanding aku, aku lebih dulu. Milikmu saat ini pun milikku dulu.
Aku yakin aku pasti menyakitimu. Padahal tak pernah sekalipun kamu mengenalku. Mungkin tak pernah sedikitpun juga kamu mencari tau tentangku. Beda denganku, aku selalu berusaha mencari tau tentangmu. Mencari tau tentang orang yang menggantikan posisiku memilikinya.
Ah seharusnya aku tak perlu mencari tau tentangmu, seharusnya aku sudah paham bagaimana kamu. Tentu kamu orang yang sangat baik, tak mungkin dia salah memilih orang yang menggantikanku.
Ah seharusnya aku tak perlu mencari tau tentangmu, bahkan aku tau hal ini akan meremukkan perasaanku, meninggikan iri di hatiku karna melihat kebahagiaanmu dengan dia, milikku.

Maafkan aku yang seringkali menyebutmu sebagai alasan air mata. 
Maafkan aku yang seringkali menyudutkanmu sebagai orang baru yang 'merebut' bahagia milikku.
Maafkan aku yang seringkali menyalahkan kehadiranmu yang terlalu cepat menggantikan posisiku.

Rasanya semua terlalu cepat, kehadiranmu terlalu cepat. Kamu tau? Aku hanya butuh waktu istirahat, aku lengah menjaga milikku. Lalu kamu datang dengan cepat mampu menggeser aku dalam hari-harinya. Rasanya tak sedikitpun bisa aku percaya, aku limatahun bersamanya mampu digantikan olehmu yang baru dalam hitungan minggu dikenalnya?
Rasanya sulit aku pahami dia orang yang begitu aku kenal baik, yang tak pernah sedikitpun membalikkan hatinya untuk orang lain mampu begini? Meninggalkanku di tengah perjalanan kami saat aku lelah butuh istirahat. Dia mampu melupakanku dengan cepat lalu menemukanmu?

Aku yakin kehadiranku mengusik bahagiamu. Walaupun sekuat hati aku menahan perasaan ego-ku untuk tak mengganggumu, tak mengusik hari-harimu dengan menghubungimu seakan memperkenalkan bahwa masih ada aku. Seakan ingin kamu tau bahwa perasaanku remuk karna kamu. Maafkan betapa egoisnya aku :(

Perlu kamu tau bahwa aku pernah berjuang melupakan dia, menganggap kalian tak berperasaan tak menghargai perasaanku agar aku membenci kalian lalu dengan mudah aku melewati hari-hari tanpa terusik kebahagiaanmu dengannya. Tapi semuanya gagal, berbulan-bulan aku berjuang melupakan semua, berbulan-bulan aku memupuk benci untuk kalian. Di titik paling akhir saat lelah berjuang melupakan dia, berusaha membenci kalian, aku pasrah. Aku tak mampu melawan perasaanku sendiri. Aku tak mampu membohongi hatiku sendiri. Dia sudah begitu lekat di hatiku, semua tentang dia sudah begitu dalam masuk sel-sel syaraf otakku. Aku tak mampu melupakan dia lalu menggantinya dengan seseorang yang baru. Aku tak mampu sepertimu yang mungkin bisa dengan mudah berpindah dari satu hubungan ke hubungan yang lain hanya dalam hitungan minggu?
Dan aku juga tak cukup mampu membencimu. Apa salahmu? Kamu hanya datang tanpa berencana menyakitiku. Lalu dengan alasan apa lagi aku harus membencimu? Bukankah kehadiranmu sudah menjadi jalan skenario milik-Nya tak ada hal yang kebetulan. Lalu sekarang dengan alasan apalagi aku harus memaksa perasaanku membencimu? Aku tak punya banyak alasan untuk membencimu. Walaupun kadang saat ego sedang berada di puncak, saat iri menguasai perasaan, aku ingin membencimu, menyalahkanmu, memaksamu paham dan mengerti perasaanku. Tapi satu hal yang sangat aku mengerti bahwa membencimu tak akan mengobati luka sedikitpun.

Terkadang aku ingin memaksamu menghargai perasaanku, memaksamu paham seluruh sesak di hatiku. Aku ingin tak lagi sedikitpun mempedulikan perasaanmu, aku ingin kamu mengembalikan milikku padaku, seakan aku ingin bilang, "tugasmu sudah selesai menjaga milikku saat aku lengah dulu, sekarang kembalikan dia padaku...". Aku egois kan? Aku juga cuma perempuan biasa sama sepertimu. Ingin bahagia sepenuhnya tanpa terusik dengan kehadiran siapapun.

Kenapa harus begini cara aku mengenalmu? Seharusnya aku mungkin bisa mengenalmu dengan baik tidak dengan cara seperti ini. Kenapa aku harus menyimpan rasa sesak mengetahui segala hal tentangmu yang bahagia karna dia? Aku sungguh tak ingin menyakitimu :(

Aku tak mampu sepertimu. Tapi belum tentu kamu juga mampu sepertiku.
Aku tak tau bagaimana rasanya berada diposisimu sepertimu yang juga tak tau bagaimana rasanya ada di posisiku.
Aku tak paham betapa sakitnya perasaanmu karna aku, sama sepertimu yang tak mungkin paham sakitnya  perasaanku karnamu.
Aku hanya tau bahwa kamu ingin bahagia tanpa terusik olehku, begitu juga aku ingin sepenuhnya bahagia tanpa sedikitpun terusik olehmu.

Aku tak cukup berani menemuimu berbicara padamu tentang seluruh perasaanku, mengucapkan maaf atas semua salahku padamu. Maafkan aku, aku yakin semua yang aku lakukan mengusik bahagiamu. Saat ini sampai entah kapan nanti, aku hanya sedang memperjuangkan bahagiaku sendiri yang mungkin salah menurutmu...

Biarkan ini berjalan... Kamu tetap baik menurutku karna orang yang dia pilih menggantikanku pasti lebih baik dari aku. Kamu pasti lebih bisa membahagiakan dia dengan banyak hal lebih dari aku. Bagiku saat ini aku sedang memperpanjang tugasmu untuk menjaga milikku. Tapi jika kamu tak lagi mampu ijinkan dia pulang kembali padaku.. Aku rumahnya, segera ijinkan dia pulang...

Aku akan tetap memperjuangkan bahagiaku sendiri...

Untukmu perempuan baru, maafkan aku...
Semoga Allah melembutkan perasaanmu untuk memaafkan seluruh salahku padamu...


-kesalahan besar sebenarnya menyebut dia adalah milikku, bahwa dia bukan milikku juga bukan milikku, belum ada yang berhak memilikinya, biar Allah yang mengatur, Allah sutradara hidup, Allah Maha Membolak-balikkan Perasaan manusia, hanya Allah juga yang tau bagaimana cara menguatkanmu karna tersakiti olehku, begitu juga aku..-

Sabtu, 22 Juni 2013

27th Anniversarry

...

Terselip kisah tentang kalian, lakon hidup idolaku. Tokoh drama rumah tangga tentang kesederhanaan menerima tentang cinta, saling memberi tanpa harap, menyejukkan hari dalam hangat.

Bapak, Ibuk happy 27th anniversarry...


* enamtahun berkenalan lalu menikah, kata ibuk sih begitu hehe..
* mimpiku dulu juga menemanimu, menghadiri wisudamu lho seperti ibuk dulu :")

Project Video

Akhirnya tergerak semangat untuk ngeblog tentang behind the scene project video ini. Butuh semangat dan harus dipaksain buat ngeblog, sering udah buka blog udah nulis judul dan mentok disitu. Bahwa nulis blog  ini bukan asal nulis seadanya. Entahlah aku menjadi orang yang suka detail tapi ga bisa prepare dengan baik hehe..

Kenapa harus sesibuk ini mempersiapkan harimu?

Aku hanya ingin seperti biasanya, seperti limatahun sebelumnya. Selalu mempersiapkan sesuatu untuk harimu, hari ulang tahunmu. Sebenarnya aku sendiri tak begitu menggebu menyambut ulang tahun, sejak hariku tahun lalu. Kenapa? Ada yang kurang tahun lalu, tak ada pertemuan kita, makan bersama seperti biasa. Iya salahku memang. Menolak bertemu denganmu dulu, menolak kado darimu dulu. Dulu saat semua beban berada di puncak kejenuhan. Maaf..
Dan sekarang aku seperti menyesali menolak bertemu denganmu saat ulang tahunku hari itu. Menyesal karena menyiakan pertemuan kita. Menyiakan makan bersama kita. Menyiakan kamu sebagai orang yang selalu membuat istimewa hariku setiap tahun selama limatahun.
Aku tak tau apakah penyesalanku akan semakin jauh saat aku harus menyadari bahwa hariku esok tak ada kamu lagi. Bahkan tak ada sesederhana ucapan darimu.

Apa perempuan barumu juga sesibuk aku mempersiapkan harimu?

Konyol rasanya, aku sesibuk ini mempersiapkan hari untuk orang yang mungkin tak lagi menunggu ucapan ataupun sesuatu dariku. Tapi entahlah aku menikmati kesibukan mempersiapkan harimu, merelakan pinggang pegel untuk dapet ratusan foto, mengikhlaskan begadang untuk nyusun satu per satu foto. Begitu aku menikmati bahagia tentangmu. Dengan caraku sendiri..

Awalnya tau stop motion ini dari seorang teman yang sedang mempersiapkan hal sama untuk sesorangnya. Mulailah cari video stop motion berbagai tema di youtube, mulai dari ulangtahun, anniversary sampe failed anniversary pun ada -_-
Iyaa aku kira gampang aja buat stop motion ini, cuma foto setiap gerakan jeprat-jepret, susun fotonya di movie maker, kelar gitu aja. Nyatanya? Harus sampe pusing mikir alur cerita fotonya, backsound lagunya, ngedit satu-satu fotonya, nyusun urut ratusan foto itu sampe ngatur per detik nya. Asiiik sekali, iya. Bahkan saking asiknya sampe ga kerasa harus begadang dua malam ngejar deadline jadi video ini, hihi..
Maklum bahwa baru pertama kalinya buat stop motion dengan prepare yang acak-acakan.




Cerita stop motion ini hanya bercerita ulang tentang harimu saat limatahun bersamaku dulu. Rasanya semua monoton selama limatahun. Apa yang istimewa? Hal rutin yang pasti kita lakukan hanyalah makan bersama. Menatapmu makan sambil bercerita banyak hal tentang hidup yang telah dan akan kamu lalui. Dan pasti di akhir 'agenda' makan kita, terbungkus rapi sesuatu yang aku siapkan beberapa hari sebelumnya. Apa yang menarik sebenarnya? Tidak ada kan? Tapi rasanya itu hal sederhana yang mampu mengurai senyummu, terlebih aku.

Kamu selalu mempersiapkan senyum hangat untukku, padahal tak semua dariku itu keinginanmu. Seringkali mungkin aku mengecewakanmu karna sesuatu tak pas untukmu. Jaket kekecilan misalnya dan kamu seakan melegakan perasaanku dengan bilang, "gapapa ini muat kok, bagus..". Dan tak cukup sampe disitu bahkan kamu selalu memakainya setiap saat. Oh dear....
Iya kamu orang yang tak pernah menunjukkan gurat kecewa dengan apapun pemberianku. Cukup dengan senyum dan ucapan terimakasih melegakan seluruh penatku mempersiapkan harimu.

Aku ingat betul ulangtahumu tahun lalu. Saat aku sedang heboh-hebohnya berkutat dengan tepung dan telur. Obsesi sekali bisa buat sponge cake yang lembut lalu diwarnain jadi rainbow cake. Kamu tau? Itu pertama kali eksperimen buat cake. Dan kamu orang yang selalu jadi juri setiap eksperimen masakanku. Kamu selalu memuji tapi tak sungkan mengkritik dengan bahasa halus tanpa harus mengecewakanku. Termasuk saat rainbow cake ulangtahunmu itu bantet. Rasanya lemes ngeliat cake yang di ubek berjam-jam bantet, padahal itu khusus buatmu.
Tapi itulah kamu yang selalu berusaha menghargai kerja keras eksperimenku untukmu. Kamu bilang, "ini enak kok, aku suka setiap masakanmu, aku habisin..". Oh dear terlalu baik gimana sih kamu....

Dan kamu tau setelah kejadian itu aku udah bisa buat cake yang lebih baik dari itu. Rasanya ingin ulangtahunmu kemarin aku mempersikan cake untukmu. Aku udah bisa, kamu harus coba. Iya seharusnya kamu coba. Kamu nilai, kamu kan yang selalu nunggu setiap eksperimen masakanku?


Tapi sudahlah, aku yakin harimu tahun ini lebih menyenangkan. Lebih mengesankan dibanding bersamaku dulu. Cukuplah aku bahagia dengan sesibuk ini mempersiapkan harimu.
Bagaimana dengan harimu tahun esok? Iya mungkin aku tetap begini. Sesibuk ini hanya untuk mempersiapkan harimu. Seperti biasa, tak berbeda. Seperti limatahun kita dulu...

*terimakasih untuk mata yang rela begadang, untuk waktu yang mau disenggangkan, untuk pikiran yang mau bekerja, untuk seluruh lelah yang kini minta jatah istirahat :)

Jumat, 14 Juni 2013

00.07

tulisan absurd.

sedang tertimbun diantara draft blog belom kelar.

ditemani rindu menggebu, sesak, air mata.
bukankah sudah biasa begitu?

:""

Rabu, 29 Mei 2013

selamatulangtahun kamu :)

29 Mei 2013

Aku sempat menemanimu dari tigabelastahunmu hingga sembilanbelastahunmu, namun aku tak lagi mampu menemani hingga duapuluhtahunmu.
Aku bahagia telah di ijinkan menemanimu di masa-masa remaja, masa transisi menemukan jati diri :)
Mungkin Allah mencukupkan hak ku menemanimu hanya sebatas limatahun, sekarang ada yang berperan menjadi aku tapi tak mampu bersosok aku. Ada dia. Apa bedanya?
Esok tak ada lagi balasan terimakasih atas ucapan beberapa pesan singkat di handphonemu dariku. Esok tak lagi kita janjian makan bersama, menatapmu lekat saat menyantap makananmu di depanku. Esok ada hal berbeda di hari-hariku, bukan di hari-harimu. Ada dia. Apa bedanya?

Apa bedanya ulangtahunmu lalu dengan hari ini? Masih ada ucapan selamat dariku tentu beriring doa untukmu. Bahagialah Allah memanjangkan umurmu hingga detik ini, bersedihlah bahwa kamu semakin diingatkan akan umur yang harus kamu gunakan sebaik mungkin :)
Sehat untukmu, lancar kuliahmu, sukses usahamu, bahagia hidupmu, berkah umurmu. Aamiin..


*next time akan cerita behind the scene pembuatan stop motion ini :)

Kamis, 11 April 2013

sebelasapril :"

Aku kira akan banyak kata yang tersampaikan hari ini untuk mengungkapkan sebelasapril. Ternyata tidak aku kesulitan memulai dari mana tulisan ini. Tulisan yang mungkin tak pernah sekalipun kamu baca. Padahal semua tulisan ini tentangmu, hanya untuk suatu saat nanti jika kamu mencari aku tak perlu menanyakan pada banyak orang tentang keadaanku ketika kamu abaikan :") Aku baik-baik saja seperti yang kamu kira, tapi tidak pada perasaanku.
Ingatkah kamu ini tanggal sebelasapril? Seharusnya menjadi sebelasapril kita yang ke enamtahun. Kita tak mampu bertahan pada enamtahun, tercukupkan pada limatahun lalu. Bukankah manusia hanya berhak bermimpi banyak hal tapi pada akhirnya akan kembali pada skenario Sang Pemilik Hati.


Perlahan aku menyadari bahwa ini benar terjadi bahwa kamu tak lagi bersamaku. Perlahan juga aku mencoba menerima bahwa kamu telah bersamanya. Tapi maafkanlah perasaan yang masih mencintaimu dalam masa lalu. Seperti pagi ini seakan aku masih menunggu handphone berdering ada ucapan panjang lebar untuk perjalanan kita sampai enamtahun. Ah entahlah aku seperti menunggu yang tak mungkin terjadi, tapi apa kamu tau bahwa perasaanku masih menganggapmu kelupaan hari ini, kelupaan sebelasapril kita seperti biasanya kamu telat kasih ucapan padaku sayang :"D


Memang seharian tadi aku mengumpulkan serpihan-serpihan kenangan darimu. Cukup hanya untuk pengobat rindu :") Sungguh aku merindukan kamu yang dulu, kita yang dulu :"
Tak mampu lagi merangkai kata mengungkapkan perasaan saat ini. Gambar tak bernyawa ini semoga mampu mewakilkan air mata rinduku padamu :")



 

Sungguh aku tak mampu merangkai banyak kata lagi untuk mengungkapkan perasaan tak tentu saat ini. Kalau saja kamu mengerti bahwa air mata telah mewakilkan banyak hal tentang perasaanku saat ini :"

selamat tanggal sebelas kita ke tujuhpuluhduabulan aa' sayang :"))

Senin, 01 April 2013

a p r i l

Selamat datang kembali April. Kamu tetap sama seperti dulu tak berubah. Hanya kami yang berubah, kami yang berbeda. Tak ada lagi perasaan yang membuncah haru menyambutmu kembali April. Tahun ini setelah limatahun April biasanya, berubah. Telah berbeda tak lagi sama.

  

Bagaimana saat ini keadaan perasaan menyambut kehadiranmu April?
Mendung. Berawan. Semakin menghitam. Gelap. Sesekali hujan tanpa penghabisan.

:")

Senin, 04 Maret 2013

Be Strong

"aku enggak nangis loh"
Katamu malam ini setelah beberapa hari mencemaskan sesuatu sebelum pulang ke perantauan. Kata-kata sederhana itu yang mampu menguatkanmu kan? Mampu menghapus semua kecemasanmu beberapa hari lalu. Iya, kamu memang akan baik-baik saja kok. Segala kecemasanmu kemarin itu sebagai pengantar yang berusaha menggoyahkan semangat juangmu perantau luar biasa :"D
Bahwa memang tak mudah meninggalkan rumah beserta keluarga sederhanamu. Tak mudah pula meninggalkan orang-orang terkasihmu. Entahlah aku pun tak tahu pasti perasaan apa yang selalu berkecamuk  tiap waktu mengajakmu pulang ke perantauan. Tapi yang pasti kamu itu perantau luar biasa. Luar biasa dari orang-orang yang tetap memilih berada di zona nyaman dan membutuhkan banyak pertimbangan untuk mencoba sepertimu. Aku.
Hei kamu perantau luar biasa!!! Bukankah kepulanganmu ke perantauan hanya sementara? Nantinya kamu juga akan pulang ke rumah istimewamu dengan selalu di sambut oleh adik-adik hebohmu. Bukankah sekarang kamu akan lebih lancar mengatakan rindu pada orang-orang terkasihmu? Lalu tentu mereka akan selalu menyiapkan penyambutan yang terbaik saat kamu pulang nanti? Dan ini saatnya pula kamu mempersiapkan hadiah yang paling mereka tunggu. Kesuksesanmu. Kelancaran perjuangan belajarmu.
Kamu itu kuat lebih dari yang di prediksikan oleh kecemasanmu :D
*tulisan sederhana teruntuk perantau luar biasa -meitika-
:"))

Rabu, 27 Februari 2013

Tentang Perasaan

Perasaan itu hal paling mendalam dan sulit diterjemahkan. Perasaan mampu berdiri sendiri dengan prinsipnya yang kadang tak di logika oleh pikiran. Perasaan adalah elemen paling jujur namun sulit diungkapkan. Mereka hanya dapat terwakilkan melalui sorot mata bukan melalui mulut yang mudah berkilah.


Aku masih ingat betul pertemuan syahdu kita saat itu. Hari menjelang petang disertai rintik hujan yang semakin deras mengawali pembicaraan kita. Awalnya aku tak mampu menatapmu, aku tak mampu menghadapkan wajahku padamu. Aku hanya takut bahwa perasaanku akan mudah tergoncang melihat sorot matamu yang tak lagi kukenal. Aku hanya takut perasaanku akan hancur menyadari sosokmu yang telah berubah sangat jauh. Aku hanya berusaha menyembunyikan gurat kekecawaan di wajahku. Aku hanya mencoba menahan air mata jatuh saat berhadapan denganmu. Aku hanya ingin menegaskan bahwa aku baik-baik saja saat itu.
Namun ketika suara serakmu yang menandakan penuh sesak dihatimu membuka percakapan kita, seketika perasaanku terusik untuk melihatmu, melihat keadaanmu memastikan bahwa kamu baik-baik saja. Perasaanku gelisah ingin melontarkan banyak pertanyaan padamu.
"Kenapa kamu kurus sekarang, apa kamu sakit?"
"Kenapa rambutmu tak lagi rapi, sudah berapa bulan kamu tak potong rambut?"
Ah...apa kamu tau saat itu perasaanku menginginkan jawaban bahwa kamu baik-baik saja?
Aku lupa apa saja yang kamu katakan padaku saat itu, seakan aku hanya terfokus pada sorot matamu yang masih sama. Iya, aku menemukan suatu kelegaan luar biasa saat mendapati sorot matamu yang tetap sama seperti saat bersamaku dulu. Hanya ragamu yang berbeda, hanya tubuhmu saja yang berbeda. Kamu masih sama, kamu masih seperti dulu yang aku kenal.
Keyakinanku yang dikuatkan oleh sorot matamu terusik saat mulutmu mengatakan bahwa kamu telah berpaling pada orang lain. Seketika batinku memberontak hebat saat kamu mengatakan itu padaku. Mereka mengerang kesakitan seakan ada banyak rantai yang membekapnya penuh sesak. Tak dapat lagi aku mampu menahan air mata yang sedari awal sudah terkumpul di penghabisan. Mataku berair, hatiku sesak. 
Dengan mudahnya kamu mengatakan itu saat aku mengajak pikiranmu terbang ke masa limatahun kita. Dengan mudahnya kamu mengatakan bahwa yang kamu rasakan padanya bukan lagi hal biasa, ini istimewa katamu. Tangisku pecah. Tubuhku lemas saat kamu mampu mengatakan itu padaku, orang yang limatahun mengisi hari-harimu. Aku merasa berada di titik paling lemah saat itu. Aku masih berusaha menjelaskan walau dengan terbata-bata tentang keadaan kita sebulan lalu. Aku memintamu kembali mengingat keputusan  kita yang belum final bagiku.
Kita tak sepaham tentang arti perpisahan saat itu. Aku ingin istirahat aku hanya butuh waktu me-refresh perasaan agar kembali seperti dulu. Aku hanya ingin menenangkan pikiran dan batin yang mengalami tekanan berbulan-bulan. Aku tak mau terlalu lama menyakitimu dengan keacuhanku padamu. Aku tak bisa melampiaskan seluruh tekanan yang aku alami saat itu dengan meluapkan emosi padamu. Aku lebih senang memendam semua dan diam dalam kesakitan yang aku rasakan sendiri. Aku tak bermaksud menyakitimu dengan perlakuanku padamu. Ini kesalahanku, ini salahku yang tak tau cara mengungkapkan tekanan batin menjadi lebih ringan. Ah tapi mungkin kamu sudah terlalu lelah bersabar dengan semua perlakuanku padamu. Mungkin kamu memang sudah bosan denganku sehingga kamu benar-benar meninggalkan lalu menemukannya.
Kita itu seperti berjalan beriringan di terowongan panjang, sudah hampir setengah jalan kita lewati lalu aku meminta waktu untuk istirahat sejenak, aku lelah. Namun kamu malah meninggalkanku lalu melanjutkan perjalanan dengan orang lain :")
Tak terlalu lama perbincangan kita karena aku merasa sangat lelah mendengar omong kosong tentang perasaanmu dengannya. Aku tak percaya sedikitpun pada mulutmu yang lincah bercerita tentang perasaanmu padanya. Aku tak yakin kamu benar-benar telah menghapus sosokku dengan sosoknya yang baru. Aku yang limatahun bersamamu mampu digantikan oleh seseorang yang baru kamu kenal? 
Kamu katakan, "aku masih sayang padamu tapi kamu tau sifat setiaku padanya". Kenapa kamu tak mampu tegas memilih antara aku dan dia? Kenapa kamu masih ragu memilih? Aku sangat tau kamu bukan orang yang tega menyakiti seseorang namun kenapa kamu tega menyakiti orang yang selama limatahun menemanimu sedang menyakiti orang yang baru beberapa minggu kamu kenal kamu tak mampu? Kamu katakan berkali-kali padaku bahwa ini masalah hati yang telah menyayangi orang lain. Namun kenapa sorot matamu tak bisa bekerja sama dengan mulutmu? Kenapa sorot matamu masih menatapku hangat? Kenapa sorot matamu mengartikan bahwa kamu seperti menemukan kerinduan yang beberapa bulan ini tak kamu temukan? Kenapa sorot matamu masih berair saat menatapku? Kenapa sorot matamu tak pandai berbohong?
Saat aku sudah tak tahan dengan perasaan yang berkecamuk mendengar kenyataan bahwa dia benar-benar hadir di antara kita aku memutuskan pergi dari hadapanmu. Aku lelah. Aku lemah. Aku sakit sekali sampai tak ada hal yang mampu mengutarakan betapa perih luka yang baru saja kamu buat. Aku menyukupkan perbincangan kita dan pergi namun kenapa tanganmu masih erat menahanku sangat kuat? Kenapa tanganmu bersikeras menyuruhku bertahan dan tak beranjak? Masih mampu kamu mengatakan telah menyayangi dia sepenuhnya bukan aku lagi? Reflekmu menahanku tak bisa kamu bantah bahwa kamu masih sangat membutuhkanku kan?
Ah tapi sudahlah.. Aku lelah. Aku sangat lelah menerka-nerka perasaanmu yang terdalam saat ini. Aku hanya kecewa luar biasa denganmu. Aku tak mengerti hingga detik ini kenapa kamu mampu begini. Mampu melupakan aku dengan sangat cepat? Mampu menghapus 'kita' dengan sangat mudah. Mengapa dia mesti hadir di antara kita? Mengapa dia mesti hadir di waktu yang tak tepat? Di saat kita hanya butuh waktu untuk masing-masing sendiri dan saling introspeksi.
Bukankah sebenarnya kita masih saling membutuhkan? Bukankah kita masih saling menyimpan rasa yang begitu kuat dan dalam? Bukankah kita seharusnya masih bisa memperbaiki pondasi kebersamaan kita? Tapi ini yang terjadi, ini sudah terjadi. Dia terlanjur hadir terlalu cepat. Dan kamu tak terlalu kuat untuk yakin pada cintamu sendiri.

Menjelaskan perasaan yang absurd seperti ini sangat sulit. Kata yang sudah terkumpul belum tentu mampu mengungkapkan. Perasaan hanya ingin menyampaikan permintaan bahwa ia juga ingin dihargai. Bahwa aku ingin kamu dan perempuan yang ada di sampingmu saat ini mengerti perasaanku. Tak sulit kan kalau hanya mengerti perasaan? Mengerti belum tentu akan memahami arti menghargai perasaan. Tapi apa kamu tau aku saja mampu menghargai perasaan perempuan barumu itu? Aku tak mengusik hidupnya hingga detik ini. Aku tak mengganggu hari-harinya walaupun dari awal aku menyadari kehadirannya. Aku mampu menahan perasaan untuk tetap menghargai perasaannya kan? Setidaknya untuk saling mengerti posisi masing-masing saat ini. Siapa yang pendatang, siapa yang lebih dulu. Tapi masih saja kamu bilang aku tak lagi berperasaan dan tak punya hati? Kalau saja aku tak berperasaan mungkin saja aku akan lebih mudah melupakanmu. Kalau saja aku tak berperasaan mungkin saja aku tak akan terpuruk sedalam dan sejauh ini. Kalau saja aku tak berperasaan mungkin sejak awal aku akan menyimpan benci padamu dan perempuan barumu. Sayangnya hingga detik ini aku masih saja menganggapmu sangat baik dan tak pernah sedetikpun aku mampu membencimu. Begitu juga dengan perempuan barumu tak akan mampu aku memandang sinis padanya lalu melontarkan kalimat yang menyakiti hatinya. Kamu tau betul siapa aku. Memang terkadang apa yang kita lakukan tak selalu mendapatkan balasan yang sama. Aku menghargai perasaannya tapi kamu dan dia tak bisa sebaliknya melakukan itu padaku. 
Terkadang aku ingin menjadi orang yang tak berperasaan yang dengan mudah membenci. Lalu dengan begitu aku akan sangat lancar mengucapkan kata perpisahan hingga seketika aku mampu melupakanmu. Ah sayangnya aku tak mampu begitu.
Bahwa sederhana saja kalau seandainya kalian bisa sedikit memahami perasaanku mungkin saja aku tak akan terpuruk lebih jauh begini. Aku hanya sedang berjuang melupakan, berjuang menyembuhkan luka sendirian. Kalau kalian tak bisa membantu menolong keterpurukanku setidaknya dengan tetap menghargai perasaanku keadaanku tak lebih jauh jatuh dalam keterpurukan seperti ini.
Ah tapi sudahlah aku lelah.. Kalimat itu yang selalu mampu mewakilkan saat rasa lelah karena sesaknya perasaan sudah tak bisa di kompromi lagi. Iya biarlah ini berjalan. Biarlah kita tetap berjalan tetap di terowongan panjang dengan jalan yang mulai terbelah pada ujungnya. Hingga akhirnya kita memilih masing-masing jalan yang memaksa kita berpisah. Kamu berjalan dengannya berdua. Sedangkan aku sendirian dalam gelap dengan penutup mata yang tak pernah mau kubuka, aku takut menyadari bahwa kamu tak lagi berjalan disampingku..


Senin, 18 Februari 2013

Menikmati Kesakitan

Aku telah bersahabat dengan sepi
kesepian di tengah keramaian
Aku telah terbiasa dengan hampa
kekosongan di tengah perkumpulan
Aku telah merangkul hangat luka
kesakitan terdalam perasaan

Aku telah berhasil jadi yang kau mau
menjadi seorang pesakitan
Aku seperti seorang psikopat
yang kehilangan obat

Tiap hari seakan aku menjadi seorang aktris
aku memerankan senyum di balik getir, kau tau?
Tiap saat aku seakan menjadi seorang pembual
ketika mengatakan semua baik padahal tidak, kau tau?

Aku lelah..
Sangat lelah, apa kau paham?

Tak peduli bagiku
bagaimanapun usahamu terus menoreh luka
Aku telah terbiasa
Aku sangat menikmati kesakitan ini
Aku seakan mati rasa

Tak penting lagi bagiku
apapun yang kau lakukan dengannya
Untukku kalian bersandiwara bahagia

Apa yang sedang terpikirkan olehmu sekarang?
Aku berubah?
Aku jahat?
Aku tak berperasaan?
Keadaan memaksaku begini
Keadaan pula yang memaksamu berpikir begitu

Maafkan aku
aku terlalu menikmati kesakitan ini

 

*di tulis saat badan sedang sangat manja dan berharap ada pesan singkat menanyakan keadaanku darimu, sesederhana itu saja seharusnya kebahagiaanku malam ini*


Jumat, 15 Februari 2013

Terwakilkan Lirik

Entah mengapa seorang pencipta lagu mampu menuliskan lirik lagu yang bisa membawa emosi setiap orang yang mendengarnya. Namun mungkin hanya di beberapa keadaan yang sama saja yaa...
Dalam keadaan labil begini rasanya semua lirik lagu melow itu jleb semua :")
Kalau di urutin playlistnya mungkin begini :
1. Harus Terpisah -CAKRA KHAN-
2. Butiran Debu -RUMOR-
3. Mimpi Besarku -RINNI-
4. Demi Waktu -UNGU-
5. Aku Yang Tersakiti -JUDIKA-
6. Cinta Tak Mungkin Berhenti -TANGGA-
7. Tak Jodoh -T2-
Dari segelintir lagu-lagu itu mungkin masih banyak lagu lain yang lebih jleb? Monggo direkomendasikan :")

Dari beberapa lagu itu ada satu lagu yang bisa mewakilkan keadaan yang terjadi. Lagu lama yang bahkan pernah aku nyanyikan dulu limatahun lalu saat masih bersamamu. Aku tak mengerti kenapa sekarang lagu itu benar-benar terjadi pada kita :")
Sedikit mengganti lirik aku menjadi kamu, begitu juga sebaliknya. Lirik lagu ini benar-benar mewakilkan keadaan kita kan?


 *sengaja videonya gelap begitu takut mualnya parah kalau denger suara abal-abal plus yang nyanyi :))

Selasa, 12 Februari 2013

Penghujung Malam

Rasanya otak sudah lelah merangkai kata untuk menggambarkan gerak-gerik perasaan yang selalu berlarian gelisah tak pernah bisa tenang. Mungkin lewat beberapa bait puisi -dwitasari- ini bisa mewakilkan :")

...

Membunuh Masa Lalu

Mataku sembab, menangisimu
Setiap kali mengingatmu
sama saja mengundang air mata membasahi pipiku
Pertemuan kita yang indah memang tak seindah cerita akhirnya

Aku masih menyimpan barang pemberianmu
menyekap mereka dalam kardus agar aku tak lagi melihatnya
Bahkan aku masih memikirkanmu saat kutahu kau tak lagi memikirkanku
Semudah itu kau datang
semudah itu kau tinggalkan
Semudah kau mengendalikan hatiku
semudah itu kau merusak dan mengobrak-abriknya

Jangan tanyakan mengapa hingga saat ini aku masih merindukanmu
Mengapa dalam rentan waktu tanpamu
aku merasa perasaanku mati seketika
Aku tak dapat membedakan mana tangis mana tawa
mana amarah mana cinta yang membuncah
Dunia semakin terlihat gelap di mataku

Bagaimana aku bisa merasa tersiksa jika ku tahu kau bahagia bersama dia?
Mustahil bagiku
mengosongkan otak kiri dan kananku
hingga tak ada lagi kamu yang mengisinya
Sulit bagiku
saat harus membunuh masa lalu
masa dimana ada kamu
Hanya ada kamu
....

Hingga di penghujung malam otakku masih terpusat memikirkanmu. Bahkan ketika besok pagi aku terbangun dari tidur malam ini sosokmu selalu menetap tak mau beranjak.

"selamat malam, selamat tidur kamu yang mungkin sedang memimpikan orang lain dalam tidur nyenyakmu..."
:")

Senin, 11 Februari 2013

Kenangan itu Kamu

Mereka terbuat dari serpihan-serpihan masa lalu. Mereka tak mampu dilupakan hingga tak berbekas. Mereka begitu lekat dalam setiap sudut mata melihat. Mereka menjadi poros saat otak kembali memutar ingatan. Mereka tak mampu terlepas dari perasaan rindu berkecamuk yang datang secara tiba-tiba. Mereka selalu hadir membuncahkan perasaan absurd yang sulit diterjemahkan. Mereka adalah kenangan. Kenangan itu kamu :")
...
Februari ini akhirnya sampai pada angka sebelas, ada yang istimewa? Iya dulu bagi kita, aku dan kamu. Namun mungkin angka favoritmu sekarang bukan lagi sebelas?
Dulu saat semua bulan sampai pada angka sebelas selalu pesan singkatmu datang padaku di pagi hari. Beberapa kata sederhana membuncahkan hati, "selamat tanggal sebelas yaa". Namun pagi ini tak lagi sama, handphoneku tak lagi berteriak riang menerima pesan singkatmu. Tak ada lagi sapaan itu di pagi ini. Harusnya ini angka sebelas kita yang ke tujuhpuluh bulan lho :")
Entah apa kamu masih mengingat tanggal ini atau tidak, mungkin saja kamu sudah menggantinya dengan tanggal lain yang lebih istimewa bagi kalian, kamu dan dia. Sayangnya tidak begitu bagiku, masih sulit aku mencoret setiap tanggal sebelas dari ingatan. Menyadarinya hadir pada awal minggu saja perasaan 'nyesek' dan pikiran selalu diajak menyelam lebih dalam pada kenangan.
Aku masih kesulitan menghapus semua kenangan tentangmu. Aku selalu tak berhasil beranjak dari ingatan yang memutar sosokmu. Seakan aku terikat, terkunci dan tak bisa lepas dalam ingatan tentangmu. Aku tak bisa semudah kamu yang mampu dengan cepat melupakan sosok yang telah hadir selama limatahun. Aku tak bisa semudah kamu yang hanya dalam hitungan hari mampu menggeser sosokku dengan sosok seseorang yang lain. Aku tak mampu berperan menjadi seseorang yang kuat tanpamu saat sepi merasuk perasaan sangat dalam setiap saat.
Aku lelah ketika otak dan batin berdebat tentangmu. Batinku yang tersakiti selalu minta berhenti mengingatmu namun batinku yang lain selalu memintamu kembali. Otakku yang berlogika tepat selalu minta dicukupkan memikirkanmu namun mereka tetap saja menyerah saat batin semakin berkecamuk. Mereka menyerah pada batin yang lebih berkuasa lalu meminta setiap celah otak memutar semua tentangmu bagai roll film yang tak kunjung habis.
Aku menyakiti diriku sendiri, aku tau. Aku melukai batinku sendiri, aku paham. Namun semua saraf seakan tak mau berkompromi, ini yang terjadi.

 Salah ketika semua barang darimu masih berada di tempat yang sama? Aku tak mampu menyimpannya di tempat yang jauh dari sorot mataku. Aku tak mau kehilangan wujud mereka setiap aku bangun tidur. Aku tak mau kehilangan bayanganmu yang menjelma di setiap sudut kamarku. Biar saja hanya kamu yang berbeda sedang keadaan masih sama di semua sudut hari-hariku. Biar saja hanya kamu yang pergi sedang sosokmu dalam kenangan masih selalu setia menemani.
Aku tersiksa begini iya aku sangat menyadarinya. Semua sudut setiap detik yang aku lewati itu penuh tentangmu. Kita telah menorehkan kenangan di setiap sudut jalan, setiap sudut tempat dan satu sudut ujung paling dalam di hatiku. Kita telah merangkai kenangan dalam kurun waktu tak sebentar, limatahun. Bahkan aku tak mampu mengeja tiap-tiap kenangan yang kita ciptakan dulu, terlalu banyak bahkan sangat banyak. Kita menciptakan kenangan sederhana dulu lalu mereka menari-nari di ingatanku setiap waktu. Kamu tau kalau aku begitu tersiksa begini? Setiap sudut jalan yang aku lewati itu tentangmu. Setiap sudut tempat yang aku datangi itu tentangmu. Semua penuh tentang sosokmu. Apa kamu tak lelah mengikutiku setiap hari kemanapun aku pergi? Apa bayangmu tak bisa berhenti hadir setiap aku membuka mata?
Kenangan itu tercipta selalu untuk dikenang bukan dilupakan. Aku sangat menghargai kenangan, kenapa kamu tidak?


Aku akan tetap begini, tak akan aku mengubur kenangan tentang sosokmu. Aku akan mencoba berdamai dengan mereka, dengan kenangan.
Begini caraku mengenang kehangatan kita selama limatahun lalu. Begini cara perasaanku tetap mengingatmu.

"Selamat tanggal sebelas yaa aa'..."
:")

-someone understand the meaning of all this photo-

Sabtu, 09 Februari 2013

Mengartikan Malam Minggu

Malam ini malam Minggu. Iya, lalu knapa bukankah diantara kita tak ada yang mengistimewakannya dari dulu?
 ....
Melewati jalan malam ini penuh lalu lalang orang tepatnya pasangan muda. Tiap sudut sepanjang jalan yang terlihat pasangan muda berbincang hangat. Ini harinya pasangan muda di akhir minggu begitu ?
Sempat terlintas pertanyaan apakah hal seperti ini yang kamu rindukan saat bersamaku? Lalu aku seakan menemukan jawaban bahwa mungkin kamu sudah menemukan hal itu dengan orang lain.
Salahkah kalau gaya hubungan kita tak seperti pasangan muda umumnya? Kamu lelah dengan keadaan aneh bagi sebagian orang ini selama bertahun-tahun? Kamu ingin seperti pasangan muda lainnya?
Ini keterbasanku tak mampu seperti mereka. Kamu tau sangat tau kan :)
Apakah selama ini tak menyenangkan hubungan kita? Terasa hambar semua selama limatahun?
Banyak pertanyaan yang ingin aku lontarkan padamu tentang arti malam minggu. Tapi seakan semua pertanyaan itu menemukan jawabannya masing-masing sendiri dengan kata 'mungkin'.
Iya mungkin saja malam minggumu kali ini terasa lebih menyenangkan? Mungkin saja malam minggumu kali ini seperti pasangan muda lainnya? Mungkin saja malam minggumu kali ini kau habiskan waktu dengannya? Mungkin saja kamu dan dia sangat mengistimewakan malam minggu? Iya kamu dan dia. Ini bukan tentang kita yang dulu karna kamu berbeda. Kamu tak sama seperti dulu...
Pada akhirnya mungkin kamu sekarang merasakan menjadi 'pasangan muda' seperti yang lain :")
Maafkan atas keterbatasanku. Maafkan atas hubungan hambar kita. Maafkan atas rasa sabarmu yang belum terbalas hingga akhirnya kamu pergi :")


Maafkan atas limatahunmu bersamaku. Mengartikan malam minggu tak lebih dalam daripada mengartikan malam-malam limatahunmu bersamaku :")

Sesederhana Rindu

Rindu. Sesederhana itu sebenarnya mengartikan kata 'nyesek' beberapa hari ini. Dan semakin menjadi ketika mencari obat yang salah, membaca folder sms lama misalnya :")
Rindu yang tak mengerti bagaimana mulanya selalu datang tiba-tiba terbiasa menyebutnya 'kumat'. Merindukan sosokmu yang dulu, apa salah? Merindukan handphone bergetar menanyakan keadaanku darimu, apa salah? Salah merindukanmu yang mungkin tak lagi memikirkanku?
Keterbatasanku tak mampu mengendalikan rindu yang bergejolak lalu memberanikan menyapamu beberapa kata lewat pesan singkat. Lalu berdebar menunggu balasanmu yang sudah pasti ku duga tak akan melegakan namun menyakitkan. Iya bodohnya aku tak bisa mengobati tuntas segala 'nyesek' berkepanjangan ini dengan cepat. Apa kamu tau bahwa aku sangat berjuang menjalani semua proses panjang ini?
Mungkin tak akan separah ini 'nyesek'nya kalau kamu merasakan hal yang sama dalam keadaan yang sama. Aku sendiri sedang kamu berdua. Aku sepi sedang kamu bersamanya. Betapa setiap merindu saat merasa sangat sepi yang terbayang adalah kamu bersamanya, kamu merindukannya. Betapa saat handphone tak pernah bersuara yang terbayang adalah handphonemu yang penuh dengan kabarnya bukan aku. Coba sedikit rasakan? Adil? :")
Aku tau dan sangat paham ini bahwa saat aku begini aku sedang mengorek luka yang berkali-kali kau buat jadi semakin membusuk. Tapi seakan aku mati rasa mungkin karena telah terbiasa dengan luka?
Aku hanya rindu. Sesederhana itu. Aku lelah bahkan sangat lelah begini, aku tak mengerti cara mengobati. Aku masih di kubangan yang sama. Kubangan kebodohan dan tak mau beranjak. Menyadari susah payah kamu memaksaku melupakanmu dengan cara menyakiti berkali-kali tapi tak berhasil. Aku mati rasa. Aku terbiasa. Aku cuma rindu sosokmu yang dulu, seperti dulu cuma itu mengertilah :")
 


Senin, 04 Februari 2013

Semacam 'PLEK'

Lagi sering baca tulisan di blog http://dwitasarii.blogspot.com/ yang sebelumnya cuma baca twit-twit si mbaknyah ini.
Banyak yang tau deh tulisan si mbaknyah ini emang ngena banget entah kenapa kok bisa yaa -__-
Salah satunya ada yang ngena sampai 'plek' (red : mirip) sama yang aku rasain, bedanya cuma itungan waktunya itu aja, hehe :")
Ini niiih : http://dwitasarii.blogspot.com/2012/05/seminggu-setelah-kepergianmu.html

Minggu, 03 Februari 2013

Cara Allah :")

                                         nikeenukovic.tumblr.com

Ketika seorang teman mengirim pesan singkat penutup malam : la tahzan innallaha ma'ana "jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita"
Iyaa begitu sayangnya Allah menemani kita dalam keadaan sekuat apapun bahkan saat selemah apapun itu. Allah punya cara sendiri 'menemani' hamba-Nya. Bagiku ini juga cara Allah :")
Mungkin Allah sedang menegur dengan cara yang sangat begitu halus. Mungkin Allah ingin aku lebih dalam jatuh dalam peluk-Nya? Dan mungkin Allah memang ingin mendekapku sangat dalam tak hanya merangkul tapi menarikku jatuh dalam sujud-Nya?
Allah begitu lembut teguran-Mu untukku :")
Setiap hari bertemu Allah tapi hanya bertatap sekilas, mungkin sekarang Allah ingin aku menatap-Nya lama, berbincang lama saat hati membuncah sampai teduh?
Ah manusia ... begitu saat lemah baru mengingat-Mu begitu dalam Allah?
Teringat sebuah cerita seorang mandor bangunan yang berada di lantai atas sedang anak buahnya berada di bawah, si mandor ingin memerintah anak buahnya itu dengan memanggilnya namun si pekerja tak mendengarnya berulang kali. Lalu si mandor melempar kerikil dari atas mengenai tepat di kepala si pekerja agar dia mendengarkan perintah si mandor. Begitu merasakan sakit di jatuhi kerikil barulah si pekerja itu menengadah ke atas mendengarkan perintah si mandor.
Mungkin Allah juga melakukan hal yang sama menjatuhkan 'kerikil' agar aku merasakan sakit hanya untuk menengadah ke atas mengingat-Nya? Bahwa ada yang ingin di bincangkan oleh-Mu Allah? Sungguh halus teguran-Mu :")
Allah maha membolak-balikkan perasaan manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatunya. Termasuk saat aku berulang kali mengeluh, "Ah Allah aku sudah lelah sangat lelah. Kapan sih giliranku? Aku juga pengen seneng lho"
Aku yakin Allah tau betapa lelahnya aku dengan ini semua betapa lemahnya aku dengan keadaan ini. Tapi seakan Allah ingin melihat perjuanganku untuk tetap kuat karena Dia mengetahui titik paling lemahku? Iyaa pasti begitu :")
Pintaku selalu, "Kalau Engkau ingin melihat perjuanganku lebih jauh dalam keadaan ini Allah, aku mohon berikan beribu kali kekuatan itu padaku dan peluk aku lebih dalam lagi Allah" :)
Sungguh Allah Maha Adil :")

Sabtu, 02 Februari 2013

Allah Maha Adil

Ini untuk kesekian kalinya melow kesekian kalinya nyesek kesekian kalinya sakit dan tak bisa diungkapkan sebesar apa rasa kecewa :")
Masalah alamiah yang umum sebenarnya tapi tak menjadi biasa ketika sudah lama berjalan dalam hitungan tahun dan berharap dalam angan indah. Tak akan kok mengungkapkan disini kenapa bisa terjadi siapa yang salah siapa yang tersakiti siapa yang menyakiti. Hanya ingin menguatkan diri sendiri bahwa kuat ku itu akan terus bertahan sampai Allah menunjukkan keadilannya. Keyakinan bahwa Allah itu Maha Adil sungguh pasti. "Allah akan memeluk yang lemah dan menegur yang menyakiti dengan cara-Nya"
Sungguh tak terbesit sedikitpun doa "balas kelakuannya Allah" melainkan "sadarkan dia Allah,kembalikan dia seperti dulu yang baik bahkan sangat baik"
Keyakinan apa entah yang meyakinkan bahwa dia masih sama hatinya sesungguhnya masih sama seperti dulu hanya saja mungkin keadaan yang memaksanya berubah jauh. Sangat berubah berbeda.
Allah Maha Adil se adil-adilnya :)
Allah akan membahagiakan semua dalam kesempatan waktu masing-masing. Mungkin saatnya dia yang bahagia sedang aku begini. Tapi yakin kok kalau Allah akan membahagiakan aku juga nanti.
Doanya sekarang : "Allah dekatkanlah jika dia memang jodohku sadarkanlah dia kembalikanlah dia seperti dulu yang baik sangat baik,namun kalau dia bukan jodohku jauhkanlah dia dari ingatanku dari perasaan dalam hatiku. Sesungguhnya Allah yang Maha Adil se adil-adilnya yang berkehendak membolak-balikan perasaan manusia ... "
:")

Selasa, 29 Januari 2013

Prakata-kata

Sebenarnya alasan kangen ngeblog itu karena sekarang lagi gencar-gencarnya nge-tweet (red: ngegalau). Sebelumnya aku bukan orang yang fanatik sosial media seperti facebook tapi adalah kalo cuma sekedar punya. Sejak kenal twitter itu mulailah lihai ini tangan merangkai-rangkai kata, nah ditambah dengan faktor yang mendukung. Iya faktor keadaan suasana hati,haha...
Tapi karena di twitter itu terbatas hanya 140 kata dan sudah mulai banyak yang ngepo (kepedean) alhasil kangen ngeblog dan bisa lebih leluasa ngegalaunya. Kalo di bilang aku ini orangnya introvert enggak juga sih cuma kadang ada hal yang menurutku gak perlu diketahui orang lain jadi kalo di kepo kadang risih,haha...
Alasan lainnya kalo ngeblog kemungkinan orang terdekat yang baca blog ini sedikit (gak ada yang baca). Pokoknya untaian kata hati tersalurkan lewat tulisan deh :D
Okee let's blogging !!!

Halohaaa !!!

-->
Ceritanya tiba-tiba kangen ngeblog dan mulai otak-atik blog lama yang terbengkalai itu. Tapi kenapa si blog jadul itu gak bisa dibuka http://omahkucing.blogspot.com/ . Alhasil deh buat blog baru aja. Dan taraaaa ini blog keduaku… Jangan coba ramalkan nasibnya,mungkin saja ini blog bernasib sama dengan blog sebelumnya,hehe :D
Lucky Charms Rainbow